Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Aktor Tegar Satrya mengaku sudah lima bulan semenjak pandemi Corona tak ada pemasukkan. Beberapa proyek film hingga iklannya terpaksa tertunda.
Saat ditemui di Gedung Trans TV, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2020), Tegar menyebutkan project-projectnya tertunda sejak Januari 2020.
"Dari Januari sampai Juni kemarin nggak ada pemasukkan. Tapi saya yakin rezeki saya dan istri tidak terlockdown," ujar Tegar.
"(Project tertunda) Drama series untuk digital ada tiga, iklan layanan masyarakat ada empat, iklan komersil, film pendek dan layar lebar ada satu," lanjutnya.
Saat itu, Tegar dan istrinya berusaha tetap mencari pemasukkan untuk keluarganya. Ia mengaku banyak berjualan makanan hingga properti.
"(Keadaan rezeki) Itu terbukti banget. Tiba-tiba ada yang beli rumah istri saya. Sampai akhirnya saya dan istri muter otak jualan apa ya. Kita jualan kurma, ini-itu lah. Still survive, under control," sahutnya.
Meski begitu, saat ini disebut Tegar keadaan perekonomiannya sudah membaik. Ia mengaku sudah mulai kembali menjalankan aktivitasnya lagi meski tidak langsung banyak.
"Ya kerannya (tawaran kerja) satu persatu sudah kembali dibuka. Pas keran dibuka semua produksi. Itu dia saya berdoa yang terbaik aja untuk karier dan keluarga saya," jelasnya.
Dijelaskan Tegar, selama berdiam diri di rumah, ia banyak mendekatkan diri dengan Tuhan. Masa-masa pandemi yang cukup menerpa perekonomian keluarganya ia gunakan untuk mengkoreksi kepribadiannya.
"Pandemi bikin kerjaan di hold dan saya mengerti. Saya ubah mindset, saya koreksi diri, mendekatkan diri ke Allah SWT. Kekurangan ibadah, ke orangtua, istri, dan anak gimana. Saya pakai selama pandemi atau PSBB koreksi diri agar bisa baik lagi," tutup Tegar.
Tegar Satrya kerap membintangi banyak film-film layar lebar. Tegar juga cukup banyak menghiasi deretan film-film ternama yang kemudian membuat namanya dikenal.
Diceritakan Tegar, dirinya bahkan sempat memerankan tokoh sadomasokis pada film Remember The Flavor. Karakter satu ini membuat tantangan tersendiri bagi Tegar.
Hal itu lantaran, Tegar tak pernah merasakan hal nyata dari tokoh yang ia perankan. Tantangan ini membuat Tegar harus berusaha keras memerankannya.
"Film Remember The Flavor saya berperan sebagai gay, jelas perjuangannya untuk bisa mengeksplorasi karakter tersebut lumayan berat. Karena terus terang di kehidupan nyata saya tidak di ranah itu," ujar Tegar.
"Tapi saya harus bisa berperan masuk ke ruang lingkup aspek kehidupan orang lain gitu. Yang di mana jauh dengan kehidupan nyata saya," lanjut Tegar.
Saat hendak memerankan karakter tersebut, Tegar mengaku banyak mencari tahu dan belajar hingga tatanan hidup pengidap sadomasokis. Meski cukup berat dijalani Tegar, ia mendapatkan pujian dari direksi filmnya itu.
"Mau nggak mau kan saya harus eksplorasi, belajar banget tatanan hidup mereka (gay) tuh kayak gimana dan itu agak berat sih sebenarnya buat saya. Tapi Alhamdulillah director saya memberikan green light dan mengapprove hasil kerja saya," sahutnya.
Selain itu, Tegar juga sampai menemui korban yang pernah dilecehkan seorang sadomasokis. Ia juga berkesempatan mencari tahu dari sisi pandang psikologis dan menyatakan hal itu memang sangat seram untuknya.
"Sadomasokis sih sebenarnya, kalau kata orang psikologi dia memiliki kelainan ruang lingkup seksualitasnya dia. Itu untuk mengeksplorasinya saya sampai menginterview korbannya dan saya ngobrol, diskusi dengan psikologi dan ternyata memang wah sebegini seramnya ya buat saya," tuturnya.
Di samping itu semua, Tegar menjelaskan alasannya saat itu mantap mengambil karakter sadomasokis. Pengalaman hidup yang berlika-liku menjadi latar belakang dari keputusan Tegar menerima karakter itu.
Tegar sempat datang ke psikologis untuk memeriksakan kepribadiannya yang sempat mengalami kegagalan dan kekecewaan. Ia disebut memiliki daya imajinasi kuat yang akhirnya membuat Tegas memutuskan untuk mengambil profesi sebagai aktor.
"Saya punya pengalaman hidup yang penuh lika-liku. Masa kecil saya bahagia, tapi ada beberapa waktu yang kayak zig-zag gitu. Saya menemukan kegagalan, kekecewaan, semacam begitu," ungkapnya.
"Sampai saya pergi ke psikolog pada saat itu. Saya diskusi soal pikiran dan hati saya, kenapa ya kok kayak agak terganggu. Setelah dibahas, psikolog itu bilang kalau daya imajinasi saya lebih kuat. Terlalu kuat ketimbang otak kanan saya. Jadi ya kenapa saya nggak berwirausaha sebagai pemain film," tutup Tegar. dtc