Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Memasuki Tahun Ajaran Baru 2020/2021, sejumlah sekolah di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Senin (20/7/2020), masih buka. Padahal, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sudah mengeluarkan surat edaran berisi larangan sekolah di semua tingkatan dan kampus mengadakan belajar tatap muka. Proses belajar mengajar dilakukan dari rumah atau secara onlinje (Daring). Pihak sekolah pun beralasan, pelajar datang hanya untuk mengembalikan buku paket pelajaran.
Di SMP Negeri 4 Tarutung yang beralamat di Jalan AE Situmorang Tangsi, misalnya, sekolah ini masih tetap buka. Puluhan pelajar berpakaian lengkap sekolah ada yang berkumpul tanpa jaga jarak dan ada juga yang ditugasi mengecek buku-buku pelajaran tanpa menggunakan masker.
Kepala SMP Negeri 4 Tarutung, Dameria Lumbantobing, menjelaskan, pihaknya belum melakukan proses belajar mengajar, selain hanya mengembalikan buku paket pelajaran. "Tidak ada itu (PBM) , tetapi memang hari ini kita terima siswa yang mengembalikan dan mengambil buku paket pelajaran," katanya.
Di situasi yang berkumpul- kumpul itu, salah seorang petugas sekolah pun menghampiri kelompok siswa untuk membubarkan diri. "Kalian sudah bisa bubar dan pulang ke rumah," ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di SMA Negeri 1 Tarutung. Puluhan siswa dengan pakaian bebas juga memasuki sekolah tersebut. Bahkan banyak yang bercengkrama melepas 'kangen' tanpa mengenakan masker dan jaga jarak.
Kepala SMA Negeri 1 Tarutung, Hetbin Togatorop, mengatakan, sekolah yang dipimpinnya belum memberlakukan PBM dengan tatap muka. "Hanya saja hari ini, setiap 2 lokal (rombongan belajar) diperkenankan untuk mengembalikan buku paket sekaligus mengambil buku paket baru. Jadi bukan untuk mengikuti proses belajar mengajar. Soal anak-anak tidak pakai masker, barusan sudah kita peringati dan supaya tidak berkumpul-kumpul," terangnya.
Pemerhati pendidkan di Tapanuli Utara, Martua Situmorang mengatakan, harus dicari metode supaya jangan berkerumun dalam.proses pengambilan buku baru itu. "Kalaupun anak-anak harus ke sekolah untuk mengambil buku, protokol kesehatan harus diberlakukan. Sekolah jangan mengambil risiko," tandasnya.
Ia juga mengatakan, sekolah tentu sudah memiliki nama-nama siswa. Agar tidak berkerumun, jadwalnya bisa diatur.
Terkait aturan masih belajar dari rumah di tahun ajaran baru, Martua Situmorang juga menandaskan agar institusi pendidikan di daerah ini itu harus melakukan sosialisasi sesegera mungkin. "Saya lihat masih kurang sosialisasi, hal itu membuat orang tua siswa bingung, apakah anaknya masuk sekolah atau tidak,"tandas Martua.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Utara, Bontor Harap, mengatakan, memasuki tahun ajaran baru , dimulai 20 Juli 2020, Pemkab masih memberlakukan sistem belajar mengajar melalui daring atau masih dari rumah. "Anak- anak masih tetap belajar dari rumah," kata Bontor.