Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Otorotas Iran mengeksekusi mati seorang mantan penerjemah yang dihukum karena bekerja sebagai mata-mata untuk Amerika Serikat (AS) dan Israel. Dia juga disebut sebagai orang yang telah membocorkan keberadaan Jenderal top Iran Qasem Soleimani yang kemudian tewas dibunuh AS.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (20/7/2020) situs peradilan Mizan Online menyebut eksekusi mati Mahmoud Mousavi Majd dilakukan pada hari Senin (20/7) pagi. "Hukuman dilakukan pada Senin pagi atas tuduhan spionase sehingga kasus pengkhianatannya terhadap negaranya akan ditutup selamanya," bunyi pernyataan dalam situs tersebut.
Pihak berwenang mengatakan awal bulan ini Majd telah dijatuhi hukuman mati karena memata-matai "berbagai bidang keamanan, terutama angkatan bersenjata dan Pasukan Quds dan memata-matai pergerakan Jenderal Qasem Soleimani".
Juru bicara Gholamhossein Esmaili menjelaskan bahwa Majd dinyatakan bersalah karena menerima sejumlah besar uang dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA dan Mossad, Israel.
Majd telah pindah ke Suriah pada 1970-an bersama keluarganya dan bekerja sebagai penerjemah bahasa Inggris dan Arab di sebuah perusahaan. Ketika perang pecah, ia memilih untuk tinggal di negara itu sementara keluarganya pergi.
"Pengetahuannya tentang bahasa Arab dan keakraban dengan geografi Suriah membuatnya dekat dengan penasihat militer Iran dan dia mengambil tanggung jawab dalam kelompok-kelompok yang ditempatkan dari Idlib ke Latakia," ujar situs itu.
Majd bukan anggota Pengawal Revolusi "tetapi menyusup ke banyak area sensitif di bawah kedok sebagai penerjemah".
Dia diketahui telah dibayar dengan "dolar Amerika untuk mengungkapkan informasi tentang konvoi penasihat, peralatan militer dan sistem komunikasi, komandan dan gerakan mereka, wilayah geografis penting, kode dan kata sandi". Dia ditangkap pada Oktober 2018.
Untuk diketahui, Soleimani memimpin Pasukan Quds, cabang operasi asing Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.
Iran membalas kematian jenderal tersebut dengan menembakkan satu tembakan rudal balistik ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tetapi Presiden AS Donald Trump memilih untuk tidak menanggapi serangan itu secara militer.
Pekan lalu, Iran mengatakan telah mengeksekusi mati pria bernama Reza Asgari yang dihukum karena memata-matai CIA dengan menjual informasi tentang program rudal Iran.
Sebelumnya pada Februari, Iran menjatuhkan hukuman serupa untuk Amir Rahimpour, yang dihukum karena menjadi mata-mata AS dan berkonspirasi untuk menjual informasi tentang program nuklir Iran.(dtc)