Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kebutuhan Dasar Hidup Manusia
Abraham Maslow berteori bahwa ada 5 tingkatan dalam hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis; akan rasa aman; akan rasa memiliki dan kasih sayang; akan penghargaan; dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Apa itu kebutuhan fisiolosis atau kebutuhan fisik? Dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 88 Ayat 4 menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Dalam Pasal 89 Ayat 4 disebutkan pula bahwa komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak tersebut diatur dengan keputusan menteri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian KHL (Kebutuhan Hidup Layak) menetapkan komponen KHL terdiri dari 7 komponen, yakni makanan dan minuman; sandang; perumahan; pendidikan; kesehatan; transportasi; rekreasi dan tabungan. Rincian tentang ketujuh komponen itu dimuat secara detail dalam lampiran I peraturan menteri tersebut.
Komponen makanan dan minuman meliputi beras, sumber protein, kacang-kacangan, susu bubuk, gula pasir, minyak goreng, sayuran, buah-buahan, karbohidrat lain, teh, kopi, dan bumbu-bumbuan. Kebutuhan sandang meliputi celana panjang/ rok/ pakaian Muslim, celana pendek, ikat pinggang, kemeja lengan pendek/blus, kaos oblong /BH, celana dalam, sarung/ kain panjang, sepatu, kaos kaki, perlengkapan pembersih sepatu, sandal jepit, handuk mandi, dan perlengkapan ibadah.
Kemudian, komponen perumahan dapat terdiri dari sewa kamar, dipan/ tempat tidur, perlengkapan tidur, seprei dan sarung bantal, meja dan kursi, lemari pakaian, sapu, perlengkapan, ceret almunium, wajan almunium, panci almunium, sendok masak, rice cooker, kompor dan perlengkapannya, gas Elpiji, ember plastik isi, gayung plastic, listrik 900 watt, bola lampu, air bersih, sabun cuci piring, seterika, rak piring, pisau dapur, cermin. Komponen yang dihitung untuk biaya pendidikan adalah bacaan/ radio, dan ballpoint/ pensil.
Komponen kesehatan, yaitu sarana kesehatan (pasta gigi, sabun mandi, sikat gigi, shampoo, pembalut, alat cukur), deodorant, obat anti nyamuk, potong rambut, dan sisir. Komponen transport yang dihitung hanya berupa transport kerja dan lainnya dengan menggunakan angkutan umum. Komponen terakhir, yaitu biaya rekreasi dan tabungan dihitung sejumlah 2% nilai seluruh komponen lainnya.
Pandemi Covid-19 dan Kebutuhan Paket Internet Kita
Seandainya Maslow masih hidup pada saat ini, mungkin akan revisi darinya tentang tingkatan kebutuhan hari ini. Pandemi Covid-19 telah mengaburkan defenisi tentang apa yang fisik dan apa yang nonfisik.
Bekerja di rumah saja. Bagi mereka yang memiliki usaha industri rumah tangga, tentu tidak ada masalah. Tapi bagi pekerja kantoran, pedagang, ini jelas menimbulkan masalah baru. Kantor melakukan koordinasi dan rapat virtual. Ada Zoom, ada Google Meeting, ada Skype, dan lain sebaiknya. Pedagang mau tidak mau juga harus mulai belajar berdagang online.
Belajar di rumah saja. Sekolah, kampus belum aman untuk melakukan tatap muka. Terlebih untuk anak-anak yang masih sulit dilarang untuk tidak melakukan kontak fisik dengan teman-temannya. Alhasil, orang tua harus memfasilitasi gadget yang mumpuni untuk kegiatan belajar online bagi anak-anaknya.
Ibadah di rumah saja. Bergabung dengan ibadah-ibadah live streaming atau setidak menonton rekaman ibadah dari You Tube.
Semua serba online. Paket data internet menjadi kebutuhan. Kebutuhan pokok. Karena tidak bisa bekerja, tidak bisa belajar jika tidak ada paket internet. Sayangnya, jika kita melihat item komponen KHL di atas, tidak ada satu pun item yang menyebutkan tentang biaya komunikasi. Biaya paket internet tidak pernah diperhitungkan akan menjadi kebutuhan hidup yang vital bagi bangsa ini.
Menanti Kepedulian BUMN Kita
Di sebuah berita RM.co.id[1], Telkom memberitakan bahwa di tengah pukulan wabah virus corona, kinerja Telkom tetap kinclong dengan mencatat pendapatan konsolidasi kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 34,19 triliun. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) ini tercatat Rp 18,76 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 5,86 triliun.
Pencapaian ini ternyata ditopang oleh digital business Telkomsel dan fixed broadband IndiHome sebagai mesin pertumbuhan perseroan. Layanan fixed broadband IndiHome terus mempertahankan kinerja yang semakin kuat dengan pendapatan sebesar Rp 5,1 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome pada kuartal pertama 2020 pun tumbuh 31,4% menjadi 7,3 juta pelanggan.
Menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansy, kondisi pandemi saat ini telah mengubah gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan peningkatan adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, seperti untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah ataupun berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Kabar bahwa BUMN kita meraup untung adalah kabar yang menbesarkan hati. Tapi rasanya kabar baik itu belum cukup baik untuk kita hari ini. Tidak cukup buat kita ketika Telkom melakukan bansos dengan pembagian sembako oleh Indihome. Tidak cukup buat kita ketika Telkom membangun komunikasi di Corona Crisis Center. Harus ada skema bantuan yang menyentuh langsung pada masyarakat.
Kenapa tidak ada penurunan tarif telepon? Kenapa tidak ada penurunan biaya paket internet? Apa yang dilakukan Telkom merespon daerah-daerah perdesaan yang sekolahnya ditutup, tapi siswa tidak bisa belajar daring karena tidak punya HP Android, tidak punya uang untuk beli paket data? Apa respon Telkomsel terhadap daerah-daerah yang tidak terjangkau sinyal internet?
Apakah Telkom tidak bisa menyediakan internet gratis di pedesaan untuk kebutuhan belajar-mengajar? Apakah Telkom hanya semata mengejar keuntungan? Padahal dalam situasi pandemi ini, kita bisa saja meminta agar Telkom memikirkan layanan internet gratis bagi masyarakat. Jika dunia usaha khususnya UMKM bisa dibangkitkan dengan sistim usaha berbasis online, bukankah permintaan internet gratis itu cukup masuk akal?
Telkom adalah BUMN. Badan Usaha Milik Negara, yang bukan sekadar mengejar keuntungan bisnis, tapi juga ada kepentingan sosial masyarakat di dalamnya. Dalam situasi pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh seluruh kehidupan masyarakat, keberpihakan Telkom dan BUMN lainnya ditunggu oleh bangsa ini. Kegiatan belajar, kegiatan usaha tidak selayaknya terputus hanya karena kendala tidak punya uang untuk membeli paket data.
===
Penulis Ketua DPC Pospera Kota Medan
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]