Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Banyak cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, mulai dari menyanyikan lagu-lagu nasional sampai melihat pembukaaan proklamasi secara langsung di Istana Negara. Namun, menunjukkan nilai nasionalisme tak semudah menumbuhkan semangatnya. Menunjukkan nilai nasionalisme harus didahului dengan pemahaman tentang nasionalisme itu sendiri. Nasionalisme sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia apalagi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN dituntut untuk memiliki nasionalisme pancasila yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila.
Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Sebagai jati diri bangsa, pada nilai ini Indonesia adalah bangsa yang agamis. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan masyarakat yang: (1) bisa membedakan baik dan buruk; (2) bisa membedakan halal dan haram; dan (3) bisa membedakan yang hak dan yang batil. Kemudian, nilai ketuhanan ini dapat di wujudkan secara nyata dalam perilaku sehari-hari ASN, seperti religius, toleran, etos kerja, transparan, tanggungj awab, amanah, percaya diri, dan jujur.
Nilai kedua adalah Kemanusiaan. Sebagai jati diri bangsa pada nilai ini Indonesia adalah bangsa yang menghormati hak azasi manusia. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan masyarakat yang berlaku adil dan menghormati hak asasi orang lain. Dalam konteks perilaku ASN kita dapat melihat wujud nyata ini melalui perilaku ASN yang humanis, tenggang rasa, persamaan derajat, saling menghormati dan tidak diskriminatif. Seharusnya ASN menjadi contoh dan tauladan untuk masyarakat apalagi bagi mahasiswanya. Peristiwa ini bisa dijadikan contoh praktik diskriminatif dan tidak humanisme ASN dan mungkin masih banyak contoh yang tidak pantas untuk ditiru lainnya.
Nilai ketiga ialah persatuan. Sebagai jati diri bangsa pada nilai ini Indonesia adalah bangsa yang cinta tanah air. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan masyarakat yang siap sedia membela negara, siap sedia membela kehormatan bangsa, dan siap sedia menjaga kesatuan dan persatuan. Dalam konteks perilaku ASN kita dapat melihat wujud nyata ini melalui perilaku ASN yang (1) cinta tanah air; (2) rela berkorban (3) menjaga ketertiban (4) mengutamakan (5) kepentingan publik dan (6) gotong royong.
Jika kita pernah menonton film yang berjudul “Tanah Surgawi Katanya (2012)”, maka kita bisa mengingat potongan film yang akan menumbuhkan semangat nasionalisme kita dengan wujud cinta tanah air. Dalam potongan film tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa untuk menunjukkan nilai dan semangat nasionalisme tidak harus dengan kegiatan-kegiatan yang mewah atau meriah.
BACA JUGA: Urgensi Nilai Akuntabilitas Bagi ASN
Semangat nasionalisme bisa dibuktikan dengan hal yang sederhana seperti kita merasa kesal dan kecewa apabila bendera negara kita digunakan tidak sesuai tempatnya. Sebagaiamana anak kecil pada video tersebut yang merasa gusar lalu kemudian protes kepada pedagang dari negara tetangga yang menggunakan bendera Indonesia sebagai alas dagangannya. Semangat nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan kegembiraan atas apa yang ada pada negara kita bagaimana pun kondisinya seperti anak kecil yang menyanyi riang melewati perbatasan negara meskipun ditampakkan perbedaan aspal dan tanah pada ke dua negara.
Nilai yang keempat ialah kerakyatan. Sebagai jati diri bangsa pada nilai ini Indonesia adalah bangsa yang demokratis. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan masyarakat yang tidak mau menang sendiri, tidak ngotot, tidak menghalalkan segala cara, tidak berbuat yang merugikan orang/kelompok lain. Kemudian, nilai kerakyatan ini dapat di wujudkan secara nyata dalam perilaku sehari-hari ASN seperti: melakukan musyawarah mufakat, kekeluargaan,menghargai pendapat dan bijaksana.
Tarakhir adalah nilai yang kelima yaitu, keadilan. Sebagai jati diri bangsa pada nilai ini Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri, kelompok atau golongan, memperhatikan nasib orang lain, gotong royong, dan seperti pribahasa ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Kemudian, nilai keadilan ini dapat diwujudkan secara nyata dalam perilaku sehari-hari ASN seperti bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras dan sederhana.
Penulis pernah melihat tayangan video film nasionalisme guru teladan yang berada di daerah 3T (https://youtu.be/VtR8l2Njoh0). Pelajaran yang dapat penulis petik dari tayangan tersebut bahwa guru PNS tidak hanya punya kewajiban mengajar namun juga harus peduli dengan masyarakat di lingkungannya. Sebagaimana dalam film tersebut Pak Satya (Guru PNS) mencari solusi bersama dan bergotong royong untuk membuat bendungan di desa agar air tidak meluap sampai ke sekolah yang akan mengganggu aktivitas belajar. Hal ini merupakan penerapan nilai keadilaan yaitu memperhatikan nasib orang lain, dan gotong royong. Kemudian, Pak Satya juga menerapkan nilai cinta tanah air, karena walau ia memiliki gaji yang pas-pasan dan mengajar dengan banyak hambatan ia menolak tawaran mengajar dari negeri jiran, ia lebih memilih untuk mencerdaskan anak bangsa, Bangsa Indonesia.
Maka, nilai-nilai Pancasila di atas adalah hal yang sangat penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) apapun profesinya, dimanapun berada, dan bagaimanapun kondisi linkgungan kerjanya jika kita sudah punya nilai nasionalisme pancasila tidak ada yang harus dikecewakan, tidak ada yang harus disesali. Selagi nilai-nilai itu masih tertanam dalam diri apapun masalahnya ASN harus bisa memberikan solusi demi kemajuan bangsa.
===
Penulis adalah Dosen Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Medan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]