Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi virus Corona telah mengakibatkan ekonomi di beberapa negara anjlok dan menyebabkan jutaan orang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Terutama di Amerika Serikat, ada lebih dari 40 juta orang menjadi pengangguran sejak Maret lalu.
Dikutip dari CNBC, Senin (27/7/2020), berbagai langkah-langkah federal untuk menopang perekonomian di AS kemungkinan tidak akan bisa menyelamatkan PHK gelombang kedua di tengah krisis ekonomi yang kian terpuruk.
The Goldman Sachs Group memperkirakan ekonomi AS akan mengalami kontraksi lebih dari perkiraan sebelumnya dari 4,2% menjadi 4,6%. Stimulus keuangan dari Kongres hanya memberikan perbaikan ekonomi jangka pendek.
Dengan kasus virus Corona yang kian melonjak, tidak akan cukup segala suntikan modal dari pemerintah untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dan tenaga kerja AS. Hingga akhir 2020, bisnis kecil, menengah dan besar dalam beragam industri diprediksi akan menghadapi kondisi ekonomi yang suram.
Ditambah segala stimulus yang telah digelontorkan pemerintah AS sejak Maret lalu akan kedaluwarsa. Seperti tunjangan pengangguran mingguan senilai US$ 600 setara Ro 8,7 juta (kurs Rp 14.500) yang akan berakhir pada akhir pekan ini, tepatnya 31 Juli 2020.
Selain itu, bailout industri penerbangan senilai US$ 25 miliar (Rp 364 triliun) yang melarangan maskapai mem-PHK karyawan hingga stimulus ini berakhir pada 1 Oktober 2020. Setelah 1 Oktober diperkirakan sejumlah maskapai penerbangan akan mem-PHK banyak karyawannya.
Dalam menghadapi segala kemungkinan terburuk ekonomi dan tenaga kerja AS. Kongres harus melakukan investasi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang diharapkan dapat membangun ketahanan tenaga kerja dan ekonomi jangka panjang.
Tentu saja, solusinya tidak sepenuhnya jatuh ke tangan pemerintah. Mengatasi gelombang kedua krisis pengangguran membutuhkan kolaborasi berbagai pengusaha.
Pengusaha yang membutuhkan pekerja terlatih dapat menggunakan pendanaan kreatif seperti Career Impact Bonds atau Obligasi Karir, yang memperluas akses ke pelatihan berkualitas tinggi, yang akan berguna terhadap karier dan fokus kerja. Pengusaha harus mendukung jenis investasi dalam pendidikan tinggi yang menciptakan karir dan mobilitas ekonomi bagi pekerja.(dtf)