Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Milan - Gelandang Inter Milan, Christian Eriksen, membeberkan perbedaan gaya main di Inggris dan Italia. Meski, ia menyangkal kesulitan beradaptasi di Serie A.
Eriksen bergabung ke Inter pada Januari lalu dari Tottenham Hotspur dengan nilai transfer 27 juta euro. Saat merapat ke Giuseppe Meazza harapan besar disematkan fan Nerazurri kepadanya.
Pasalnya, Eriksen sebelumnya merupakan playmaker andalan The Lillywhites. Ia menjadi salah satu pilar dari kesuksesan Tottenham melaju ke final Liga Champions musim lalu.
Namun di Inter, Eriksen justru tak mampu menjadi pilihan utama pelatih Si Ular, Antonio Conte. Ia lebih banyak dimainkan sebagai pemain pengganti sehingga baru mengemas empat gol dan tiga assist dari 23 laga.
Conte sempat mengatakan bahwa pemain asal Denmark ini kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Italia. Anggapan tersebut berusaha ditepis oleh Eriksen.
Ia mengaku begitu menikmati pola permainan yang diusung oleh La Beneamata. Meski, Eriksen juga tak memungkiri bahwa gaya main yang diusung oleh tim Inggris dengan tim Italia memang jauh berbeda.
Pemain 28 tahun ini menilai gaya main bermain tim Inggris lebih direct atau langsung melepas bola ke daerah pertahanan lawan. Sementara di Negeri Pizza, penguasaan bola lebih ditekankan.
"Sepak bola di Premier League tentu lebih direct. Anda terus-menerus harus naik dan turun di lapangan. Sementara di Italia, mereka lebih banyak menekankan untuk memenangkan penguasaan bola kembali dan bagaimana menghadapi momen-momen tertentu dalam pertandingan," ujar Eriksen dikutip dari Football Italia.
"Saya harus melakukan man to man marking saat ini. Hal tersebut merupakan pola permainan yang berbeda dari biasanya saya lakoni, tapi menyenangkan dan saya menyukainya," jelasnya. dtc