Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bandung Barat. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan meminta agar masyarakat pekerja di industri wisata mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah.
Bantuan ekonomi yang dimaksud Dede yakni insentif sebesar Rp 600 ribu bagi masyarakat pekerja yang memiliki gaji bulanan di bawa angka Rp 5 juta.
Menurutnya, kebanyakan masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata memiliki gaji di bawah Rp 5 juta. Ia mencontohkan pegawai keamanan, kebersihan, penjaga tiket, dan pekerja di posisi lainnya pada sektor pariwisata.
"Kami mendorong mereka juga untuk mendapatkan insentif itu. Karena selama pandemi ini, saya kira sektor yang paling terdampak kan sebetulnya sektor pariwisata," ungkap Dede Yusuf saat ditemui, Minggu (9/8/2020).
Dengan insentif tersebut, para pekerja sektor pariwisata akhirnya bisa menggenjot roda perekonomian di tingkat masyarakat kelas menengah ke bawah.
"Misalnya dengan uang Rp 600 ribu itu, mereka akan belanja ke warung-warung tempat tinggal mereka. Terus terjadi perputaran ekonomi di bawah, ini kan bentuk penguatan konsumsi rumah tangga juga, intinya bagaimana mereka bisa survive," jelasnya.
Sektor pariwisata di Indonesia sangat terpukul sejak pandemi COVID-19. Meskipun saat ini sudah beroperasi, namun diakuinya kondisi belum normal namun berangsur pulih setelah pemerintah memperbolehkan kunjungan wisatawan lokal antar daerah.
"Kalau boleh jujur, kasihan juga pelaku wisata ini, meskipun buka tapi kan belum dapat untung. Mereka harus membayar gaji karyawan yang jumlahnya ratusan, sementara kunjungan masih dibatasi maksimal 50 persen. Artinya pemerintah harus fokus juga bagaimana memulihkan kondisi pariwisata meskipun sudah beroperasi," bebernya.
Pihaknya juga terus mengimbau para pengelola wisata khususnya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, agar mampu tegas dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.
"Tetap harus mengedepankan disiplin protokol kesehatan, sediakan masker, hand sanitizer, kita belum tahu kapan kondisi ini akan kembali normal sepenuhnya. Setidaknya kita sekarang menjalani Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)," tegasnya. (dtc)