Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pasar batu bara termal mengalami dampak dari pandemi COVID-19. Perusahaan penghasil batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk pun harus gigit jari.
Perusahaan berkode saham ADRO ini melaporkan penjualan batu bara di sepanjang semester I-2020 mencapai 27,13 juta ton. Angka itu turun 6% jika dibandingkan dengan semester I-2019 sebesar 28,77 juta ton.
Untuk produksi batu bara Adaro Energy pun tercatat turun 4% dari 28,47 juta ton menjadi 27,29 juta ton.
Ada beberapa hal yang membuat produksi dan penjualan batu bara Adaro Energy turun. Untuk produksi turun disebabkan musim hujan yang panjang di wilayah operasi dan penurunan permintaan karena melemahnya ekonomi global serta penurunan permintaan industri listrik karena lockdown akibat COVID-19.
Pasar batu bara termal terdampak oleh pandemi COVID-19 secara lebih signifikan karena negara-negara pengimpor batu bara harus menghadapi dampak ekonomi yang besar. Akibatnya, permintaan terhadap listrik, dan dengan demikian terhadap batu bara, kemudian anjlok, dengan peningkatan permintaan yang berskala kecil dan sporadis menuju akhir kuartal ini seiring pelonggaran lockdown yang dilakukan secara perlahan dan waspada.
Jika dilihat secara kuartalan produksi batu bara Adaro Energy di kuartal II-2020 saja mencapai Rp 12,88 juta ton, turun 11% dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 14,41 juta ton dan turun 13% dibandingkan kuartal II-2020 sebesar 14,73 juta ton.
Sementara untuk volume penjualan di kuartal II-2020 saja sebesar 12,74 juta ton, turun 11% dibandingkan kuartal I-2020 14,30 juta ton dan turun 17% dibandingkan kuartal II-2019 sebesar 15,42 juta ton.(dtf)