Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Dalam rangka memperingati HUT RI yang ke 75, Persadaan Ritonga dan Dohot Boruna (PRDB) Labuhanbatu melaksanakan ziarah akbar ke makam Patuan Nalobi Ritonga (pejuang penerima penghargaan Bintang Jasa Utama dari pemerintah yang diserahkan pada tahun 1999 oleh Presiden RI B.J. Habibie), di Desa Gariang Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan diikuti lebih dari 200 orang.
Naposo Nauli Bulung PRDB Labuhanbatu, Muhammad Kohar Ritonga, kepada medanbisnisdaily.com Minggu (16/8/2020), mengatakan ziarah yang dilakukan pekan lalu ini, diikuti para peserta dari berbagai daerah, antara lain dari Kabupaten Labuhanbatu Raya, Medan, Batu Bara, Bagan Batu (Riau), Padang Lawas Utara, Tapanuli Selatan, Bukit Tinggi (Sumbar) dan warga sekitar.
Kohar, juga menambahkan, dalam acara tersebut juga disebutkan sejarah singkat Patuan Nalobi Ritonga, yakni Raja Luat Gunung Tinggi yang pada masa penjajahan Belanda, menggempur kerajaan Kotapinang, yang masa itu merupakan kerajaan yang pro terhadap Belanda, pada tahun 1871.
Akibatnya tahun 1873 Patuan Nalobi Ritonga ditangkap dan divonis dengan hukuman mati. Namun Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia memberikan keringanan terhadap hukuman mati tersebut menjadi hukuman pengasingan selama 20 tahun di Ternate dan akhirnya mendapat remisi 8 tahun karena berkelakuan baik.
Akhirnya pada tahun 1885, setelah 12 tahun menjalani hukuman, Patuan Nalobi Ritonga pun kembali Gunung Tinggi bersama anak istrinya. Sewaktu di pengasingan, disebutkan bahwa Patuan Nalobi Ritonga sempat menikah dengan putri Ternate bernama Siti Mariasjam, dan memperoleh 4 orang anak yaitu Radja Amas Moeda, Radja Djohan, Radja Matdjen, dan Radja Samsoedin/Sahpori. Dan pada tahun 1889 beliau meninggal dunia dan di makamkan di Lobu Gunung Tinggi, disamping pusara kedua orang tuanya.
Ketua Pimpinan Cabang PRDB Labuhanbatu Ismail Ritonga, yang juga memprakarsai acara ini, mengatakan acara ziarah akbar ini merupakan wujud rasa cinta dan bangga bahwa Patuan Nalobi Ritonga adalah keturunan Parisang-isang Saharbangan (Datu) Nabolon yang telah menjadi satu ikon dan kebanggaan Ritonga.
" Hendak lah kita senantiasa mengenang dan mengingat sejarah leluruh kita, karena hormat kepada leluhur sangat mempengaruhi dan berdampak baik dalam kehidupan kita", ujar pria yang juga Wakil Rektor Universitas Labuhanbatu ini.