Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Juru bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, menjelaskan maksud pernyataan Ma'ruf soal budaya Korea bisa dijadikan inspirasi dalam mengembangkan kreativitas anak muda. Masduki mengatakan maksud Ma'ruf adalah belajar dari kemajuan Korea, bukan merendahkan musik Indonesia.
"Pernyataan Wapres KH Ma'ruf Amin pada 'Peringatan 100 Tahun Kedatangan Warga Korea di Indonesia', Minggu, 20 September lalu, telah disalahpahami oleh sebagian kalangan. Ada penilaian Wapres tidak paham musik dan seolah Wapres merendahkan kualitas musik Indonesia, di bawah Korea," kata Masduki dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).
"Wapres tidak sedang membandingkan kualitas musik Indonesia seolah di bawah Korea. Wapres juga tidak sedang membanggakan diri sebagai pakar musik. Sama sekali tidak," sambungnya.
Masduki mengatakan titik tekan yang ingin disampaikan Ma'ruf adalah belajar dari kemajuan yang dialami Korea. Dia menyebut kemajuan itu kemudian dijadikan sebagai inspirasi.
"Titik tekan Wapres adalah agar kita bisa belajar dari kemajuan Korea. Kita jangan sekadar menjadi konsumen produk kebudayaan populer Korea. Tapi kita belajar dan mengambil inspirasi dari pengalaman Korea, khususnya dalam suksesnya mengenalkan budaya ke mancanegara," katanya.
Masduki mengatakan, dalam pidato itu, Ma'ruf ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki budaya yang beragam. Keberagaman budaya itu harus dikenalkan ke mancanegara.
"Kita punya keragaman budaya, yang kualitasnya tidak kalah dengan negara lain, termasuk Korea. Bagaimana caranya keragaman budaya itu bisa terus kita kreasikan dan terus kita perluas pengenalannya ke mancanegara. Itulah inti pidato Wapres," katanya.
Masduki menjelaskan K-Pop bukanlah tema utama dalam pidato Wakil Presiden tersebut. Masduki mengatakan Ma'ruf menyampaikan banyak aspek, seperti ekonomi, investasi, alih teknologi untuk industrialisasi Indonesia, pendidikan, kerja sama mengatasi pandemi COVID-19, serta kebudayaan. Dan di sinilah Wapres sekilas menyitir K-Pop.
"Bicara musik di tengah pandemi, Wapres juga tidak sedang mengabaikan wabah. Dalam sambutan itu, sekali lagi, musik hanya salah satu aspek saja yang disinggung. Wapres juga menyampaikan apresiasi kerja sama Korea dan Indonesia dalam meringankan dampak pandemi, termasuk kerja sama produksi alat kesehatan," tegasnya.
Masduki kemudian juga mengungkapkan pembicaraan yang dia lakukan dengan Ma'ruf. Menurutnya, penyampaian pidato itu sebagai bentuk keprihatinan terhadap sebagian masyarakat yang konsumtif terhadap budaya luar negeri.
"Penting dipahami sebagai latar belakang, dalam sekian kali perbincangan saya dengan Wapres, beliau sudah lama prihatin pada sebagian masyarakat kita yang cenderung sekadar konsumtif pada budaya luar. Harusnya kita terus mengembangkan dan berkreasi terhadap keragaman budaya kita agar budaya kita bisa diminati di mancanegara. Dan Korea telah memberi contoh sukses di bidang itu," katanya.
"Bila dipahami dengan tenang, Wapres tidak sedang kampanye agar anak muda Indonesia menonton K-Pop. Wapres sekadar menjelaskan fenomena terkini terkait budaya populer Korea yang sudah masuk dan mempengaruhi anak muda Indonesia," sebut Masduki.
Untuk diketahui, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berbicara hubungan erat Indonesia dan Korea Selatan pada acara Peringatan 100 Tahun Kedatangan Warga Korea di Indonesia. Ma'ruf ingin kemesraan Indonesia dan Korea Selatan bisa terus dilanjutkan.
"Indonesia bisa banyak belajar dari Korea. Investasi dan alih teknologi diharapkan bisa membuat produk Indonesia semakin meningkat kualitasnya, bisa diekspor ke luar negeri. Hingga diharapkan juga makin banyak produk Indonesia bisa diterima di Korea," ujar Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).
"Saat ini anak muda di berbagai pelosok Indonesia juga mulai mengenal artis K-Pop dan gemar menonton drama Korea. Maraknya budaya K-Pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri," tegas Wapres.
Kemudian, pernyataan Ma'ruf Amin soal K-Pop ini dikritik politikus Partai Gerindra Ahmad Dhani. Ahmad Dhani menyebut musisi Indonesia jauh lebih berkualitas ketimbang artis K-Pop dan tentu lebih kreatif. Menurut Dhani, yang dibutuhkan musisi Indonesia saat ini ialah dukungan dari pemerintah.
"Jadi Pak Wapres kita memang tidak paham benar soal industri musik. Harusnya, sebelum kasih statement, diskusi dulu sama saya sebagai orang yang sangat paham industri musik," kata Ahmad Dhani kepada wartawan, Minggu (20/9). dtc