Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Akibat harga jual yang murah dan pembayarannya dari toke belum tuntas hingga 2 bulan, sebagian petani melon di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara membiarkan buah melon yang siap panen di lahan pertanian mereka hingga membusuk.
"Sejak 2 bulan yang lalu sudah panen melon, tapi pembayarannya belum tuntas hingga saat ini. Toke yang menanmpung melon kami juga mengaku pening, karena melon kami yang dibawanya ke gudang di Medan, hingga saat ini belum dibayar lunas," sebut Agus, Herman dan Adi, petani melon di Kecamatan Gebang dan Tanjung Pura, Langkat, Selasa (29/9/2020).
Disebutkan Agus dan petani melon lainnya, saat itu memang harga anjlok dari Rp 6.000 menjadi Rp 3.000/kg. Karena panen melon membludak di mana-mana, jadi melon yang dipanen harus diselamatkan, meski pembayarannya tertunda. Namun, hingga saat ini masih mengambang, belum ada kepastian kapan pihak gudang melunasi pembayaran.
Ditemui terpisah, Adi, petani melon di Paluh Cingam Desa Pasar Rawa, Gebang. Ianya mengaku, terpaksa membiarkan melonnya tidak dipanen di lahan, karena kesal.
"Harga jual tinggal Rp 2.000/kg, ongkos lansir dari lahan ke luar juga harus dibayar, sementara pembayaran tidak kontan, bisa jadi tidak dibayar, makanya saya biarkan di lahan. Ini karena kesal, panen 10 hari lalu hingga kini belum terima uang sepeser pun," akunya.
Ditemui terpisah, Sofyan, pedagang penampung melon di Gebang, membenarkan belum melunasi pembayaran pembelian melon kepada petani binaannya.
"Memang sedih bercampur pening Pak, uang petani masih sangkut karena toke besar pemilik gudang di Medan juga belum mengirim uang, meski bolak balik dihubungi. Katanya mau menstaransfer, tapi hingga kini belum ditransfer. Kendalanya melon membludak, keuangan sulit, kami sama berdoa semoga bisa cepat dikirim uang dari toke gudang," katanya.
Pengakuan kalangan petani, mereka sudah jera, tidak mau menanam melon lagi karena sulit jual dan harga murah, tidak sebanding dengan modal penanaman dan perawatan. Sementara pedagang penampung hanya memberikan bibit melon yang harus dibayar waktu panen, tetapi harga anjlok, hanya bisa menutupi utang bibit, biaya pupuk dan obat-obatan serta tenaga kerja tidak tertutupi.