Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dunia usaha Sumatra Utara (Sumut) tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, hanya 2% sektor usaha di Sumut yang mampu tumbuh selama pandemi Covid-19. Sektor tersebut yakni kesehatan dan telekomuninasi. Sektor bahan pangan juga berkontribusi tapi sangat kecil.
Sementara sektor usaha lainnya, tercatat sekitar 50% mengalami penurunan. Sisanya sekitar 46%, bertahan normal saja. Artinya usahanya berjalan tanpa mampu mencatatkan pertumbuhan selama pandemi.
Sekretaris Apindo Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, kondisi terkini dunia usaha Sumut sudah dipaparkan pada pemerintah pusat melalui kementerian terkait. Selain untuk memberitahukan bagaimana kondisi ril dunia usaha Sumut, diharapkan ada solusi agar bisa bertahan di tengah pandemi.
"Sektor-sektor usaha yang dulunya selalu tumbuh pesat, sekarang sudah ada yang sekarat. Sejauh ini, sektor usaha makanan/minuman dan restoran tercatat turun secara drastis. Bahkan penurunan kinerja secara besar-besaran juga terjadi pada sektor pariwasata, kontruksi hingga industri pengolahan yang notabene merupakan tumpuan ekonomi Sumut," katanya, Jumat (23/10/2020).
Laks, sapaan akrab Laksamana Adiyaksa, mengatakan, konsumsi yang merosot menjadi 'biang keladi' banyak sektor usaha loyo. Hal itu sebenarnya tidak bisa dihindari karena di tengah pandemi seperti saat ini, masyarakat akan lebih mengutamakan pengeluaran untuk kebutuhan pangan dan yang berhubungan dengan kesehatan. Selain telekomunikasi seperti pulsa atau paket data karena banyak yang work from home (WFH) dan untuk kebutuhan anak sekolah atau mahasiswa yang belajar secara daring.
Ditanya bagaimana kondisi dunia usaha ke depan, kata Laks, untuk sementara ini akan tetap slow down. Apalagi pemerintah sudah mengatakan Indonesia masuk resesi. Itu artinya, Sumut juga akan berada dalam kondisi yang sama. Hanya sektor usaha kesehatan dan telekomunikasi yang masih akan tumbuh karena itu paling dibutuhkan masyarakat saat ini. Sementara kinerja sektor lainnya, akan tetap stagnan atau malah semakin jeblok.
Begitupun, waktu ini bisa dipakai untuk memperbaiki sistem secara internal, SDM hingga membuat rencana-rencana penyesuaian usaha setelah pandemi berlalu. Dengan persiapan-persiapan itu, dunia usaha bisa langsung 'action' nantinya. Karena sudah memiliki perencanaan yang matang, terutama sektor pariwasata.
"Jadi saat ini harus disiapkan untuk kondisi yang lebih baik ke depan. Kita memang tidak tahu kapan Covid-19 berlalu, tapi pelaku usaha harus tetap menjaga optimisme di tengah pandemi ini," kata Laks.