Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Saat ini dunia sedang dilanda krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Pemerintah harus fokus memulihkan situasi ini dan menghindari polemik yang dapat berpotensi menimbulkan krisis baru. Untuk mengatasi krisis ini diperlukan pemimpin yang berpengalaman dan kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat.
Hal itu dikatakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief saat berdiskusi dengan Eksponen Cipayung Plus, Kamis, 22 Oktober 2020. Diskusi ini sebagai lanjutan diskusi Eksponen Cipayung Plus, 5 Oktober lalu di Medan yang dihadiri Calon Wali Kota Medan Akhyar Nasution.
Demikian siaran pers Eksponen Cipayung Plus yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat malam (23/10/2020). Kunjungan Andi yang ditemani Wakil Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Lokot Nasution itu juga dalam rangka koordinasi dan konsolidasi bersama pengurus Partai Demokrat Kota Medan terkait Pilkada Kota Medan.
"Saat ini, dunia termasuk Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi dan krisis pandemi secara bersamaan.
Faktor kepemimpinan menjadi poin penting menjawab persoalan yang ada. Karenanya energi pemerintah harusnya dikerahkan untuk membawa rakyat keluar dari kedua krisis tersebut bukan sebaliknya malah memancing potensi krisis baru," kata Andi.
Andi menyinggung pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang menurutnya terlalu tergesa-gesa dan dipaksakan sehingga mendapat penolakan di sana-sini. Di samping harusnya fokus pada penanganan pandemi, UU ini dalam perumusannya, kata Andi, perlu melibatkan secara intens stakeholder terkait , seperti buruh, mahasiswa, pengusaha dan lainnya.
"Karena ini menyangkut nasib banyak pihak dan ini memerlukan waktu panjang. Karena itu kami Fraksi Demokrat kemarin mengusulkan agar pengesahan RUU Omnibus Law ini ditunda. Saat ini kita sudah melihat penolakan di sana sini. Tuntutan rakyat ini perlu didengar dan direspon agar stabilitas politik tetap terjaga. Di sinilah kepemimpinan itu diuji untuk membawa rakyat keluar dari krisis,” tambahnya.
Terkait Pilkada Kota Medan, mantan aktivis 98 ini berharap, praktik politik dinasti dan oligarki tidak terjadi. Andi menegaskan agar perangkat birokrasi, aparat dan penyelenggara netral.
“Jangan sampai krisis kepemimpinan pun terjadi di Kota Medan ini. Sehingga perlu kiranya pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang benar-benar menguasai persoalan serta mampu menemukan solusinya. Untuk itu diperlukan pengalaman yang matang sebagai syarat utamanya," tutupnya.