Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Satika Simamora, istri Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Nikson Nababan, mengangkat tema tentang ulos Batak dalam sidang meja hijau secara online pasca sarjana Universitas HKBP Nomemsen, Senin (26/10/2020). Judul tesisnya "Pengaruh Inovasi, Kualitas, Promosi dan Harga Terhadap Keputusan Membeli Kain Ulos Tapanuli Utara". Presentase dan pemaparanya pun diapresiasi dosen penguji I Prof Pasaman Silaban dan penguji II Dr Ferry Panjaitan.
Satika yang berstatus mahasiswi pasca sarjana Magister Manajemen stambuk 2018 Angkatan XXX itu, tidak hanya berteori, namun langsung menunjukkan praktek kinerjanya selama berkiprah dan melakukan inovasi, pemasaran dan mendorong petenun di daerah itu, supaya lebih berkualitas berkarya.
Kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (27/10/2020) , Satika Simamora bercerita latar belakang yang mendorong dirinya mengusung judul itu, yang akan mendukung visi misi Tapanuli Utara, dalam menciptakan lumbung SDM berkualitas, inovatif dan kreatif.
"Ilmu ini saya dedikasikan dan berbagi kepada siapa saja. Akan dibutuhkan dan kapan saja," ucapnya.
"Jujur saja, pertama dilatarbelakangi kecintaan saya kepada tenun ulos. Diproses penggarapanya, ada jiwa gotong royong yang terjadi, yang melibatkan banyak orang. Trus, bisa membangkitkan sektor ekonomi dan kesejahteraan pengerajin," lanjut Satika.
Menurut Satika, pelestarian ulos sebagai ikon tradisi masyarakat suku Batak tentu tidak lekang oleh zaman.
Satika mengatakan, ulos merupakan mahakarya Indonesia yang berasal dari salah satu peradaban tertua di Asia, sejak 4.000 tahun lalu, yaitu kebudayaan Batak, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal tekstil," urainya.
Di Batak, menurut dia, khususnya kawasan Danau Toba, ulos merupakan simbol adat yang dinilai sakral dan tradisinya masih terlestari.
Pada tesisnya, Satika memparkan sedikitnya 18 jenis ulos Batak menurut fungsi dan maknanya.Itu semua di jelaskan satika kepada dosen penguji.
Satika berkesimpulan, ulos suku Batak merupakan sebuah identitas dan menjadi ikon bagi masyarakat itu sendiri.
"Suku Batak melakukan pelestarian Ulos agar nilai budaya leluhurnya terjaga dan tidak punah.
Satika mendorong perlu diadakan pameran atau event yang dilakukan untuk keberlanjutan pelestarian, supaya di kenal lebih dalam oleh pengunjung dan lebih dimanfaatkan dalam sektor ekonomi.
Pengetahuan yang dimiliki petugas pameran juga sangat penting untuk bisa memberikan informasi kepada masyarakat/ pengunjung.
Ia menguraikan, dalam pelestarian ulos suku Batak terdapat berbagai macam pengetahuan, mengenai sejarah dan makna ulos suku Batak, jenis dan fungsi pembuatan, perawatan dan inovasi guna mempengaruhi sektor ekonomi dan kesejateraan masyarakat.
Pada pelestarian ulos, kata Satika, seyogyanya dilakukan menggunakan bahan alami bukan bahan kimia, karena dengan menggunakan perasaan dan talenta dan bahan alami, akan menghasilkan lebih bagus dan natural.
Dalam pelestarian ulos, Satika pun telah melakukan kegiatan promosi, pameran tenun, dan festival tenun yang diadakan didalam dan luar daerah bahkan Internasional, perlombaan menenun, opera, manortor, Fashion show, yang bertemakan suku Batak.