Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pematang Siantar. Pendri Syahputra Tarigan, pria asal Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara berhasil memproduksi limbah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak. Sehari-harinya ayah 3 anak itu 'bergaul' dengan sampah-sampah plastik di sebuah lahan yang terletak di Nagahuta, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematang Siantar.
Di atas sepetak lahan kosong itu terdapat bangunan gubuk yang terbuat dari papan dan kayu. Di sana ia bersama 6 anggotanya mengoperasikan seperangkat alat yang mampu menjadikan sampah plastik menjadi bahan bakar seperti bensin, solar dan gas.
Saat ditemui, di lokasi produksi BBM-nya, pria 31 tahun itu menceritakan awal pengetahuannya mendaur ulang sampah plastik menjadi BBM itu. Ketika berada di Bandung, Jawa Barat, Pendri berteman dengan mahasiswa Institute Tehknologi Bandung (ITB) yang memiliki kemampuan ilmu perminyakan.
Sementara Pendri, hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMK) Negeri di kota asalnya, Pematang Siantar.
"Sekitar 7 tahun yang lalu sewaktu masih di Bandung. Kawan-kawan yang mahasiswa ITB mencoba-coba bagaimana caranya limbah plastik berkurang. Karena plastikkan susah diurai," ucapnya.
Kemudian ide untuk membuat bahan bakar pun tercetus. "Sempat beberapa kali gagal, tapi setelah kita pelajari di mana kekurangannya, maka bisa sampai ke tahap ini," pungkasnya.
Medio Juli 2020 Pendri kembali ke kampung halamannya, Pematang Siantar. Bersama teman-temannya di situ, ia membuat mesin produksi sendiri yang lebih sederhana dengan budget Rp 3 juta.
Tidak butuh waktu lama bagi Pendri menghasilnya bensin dan solar yang nyaris sempurna. Namun lagi-lagi, bahan bakar tersebut katanya masih perlu diuji lembaga terkait dan tidak diperjual belikan.
"Sesudah di Siantar ini belum pernah diuji. Tapi hasilnya sudah kami gunakan untuk bahan bakar sepeda motor dan mesin cacah plastik," katanya.
Mendapat pemasok sampah plastik dari pemulung dan masyarakat sekitar, mesin produksi yang dirakitnya sendiri itu bisa menghasilkan 40 liter bahan bakar. Waktu yang diperlukan dari proses memasak hingga menyaring hanya 4-5 jam per hari.
Untuk 40 liter bahan bakar itu, Pendri membutuhkan sampah plastik 40 kilogram. Apapun jenis sampah plastiknya, menurut Pendri, bisa diolah menjadi bahan bakar seperti bensin, solar hingga minyak tanah dan avtur.
"Kalau di sini, kita hanya membuat bensin dan solar. Karena kalai untuk avtur, di sini tidak dibutuhkan," pungkasnya.
Berbekal ilmu pengetahuannya itu, Pendri berharap dukungan penuh dari pemerintah serta BUMN dan BUMD yang ada di Kota Siantar.
"Di tempat pembuangan akhir sana, banyak sampah plastik. Kita bisa mengolah itu semua tapi harus dengan dukungan peralatan yang setara juga," terangnya.