Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin gelombang kedua pandemi COVID-19 di Eropa terjadi di Indonesia. Satgas Penanganan COVID-19 menjelaskan soal cara mencegahnya.
"Gelombang kedua di Eropa secara logika tidak ada hubungannya dengan di Indonesia. Gelombang kedua di Eropa akan ada hubungannya dengan Indonesia kalau orang yang sakit dari Eropa datang ke Indonesia dan menulari orang Indonesia," tutur Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, Selasa (3/11/2020).
Dia memahami gelombang pandemi sebagai ritme. Di Eropa, naik turunnya ritme pandemi jelas terlihat. Namun di Indonesia, kondisinya lain. Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan wilayah yang luas. Kondisi di Eropa berbeda dengan di Indonesia, begitu pula dengan ritme pandemi virus Corona di kedua tempat.
"Virusnya tidak bisa terbang, yang terbang adalah orangnya (menulari dari satu tempat ke tempat lain)," kata dia.
Maka cara yang terbaik supaya gelombang kedua di Eropa tidak menulari Indonesia adalah mencegah orang-orang yang sakit COVID-19 di Indonesia untuk masuk Indonesia.
"Yang harus dicegah adalah mobilitas penduduk dari tempat berkasus tinggi ke tempat yang kurang berkasus," kata Wiku.
Dia belum bisa menyimpulkan apakah Indonesia sudah selesai dengan gelombang pertama atau masih menanjak menuju puncak. "Yang saya lihat, kasus di Indonesia terkendali," kata Wiku.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan agar semua pihak waspada terhadap gelombang kedua di Eropa. Dia tidak ingin kejadian di Benua Biro berlangsung juga di Indonesia.
"Yang berkaitan dengan COVID, saya ingin menekankan sekali lagi hati-hati karena ini di Eropa muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali. Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita," kata Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna seperti ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/11) kemarin.
Jokowi menjelaskan, saat ini kasus aktif COVID-19 di Indonesia 13,78% atau lebih rendah ketimbang rata-rata kasus aktif global sebesar 25,22%. Tingkat kesembuhan di Indonesia juga baik yakni di angka 84,84% atau di atas rata-rata dunia sebesar 72%.
Tingkat kematian COVID-19 di Indonesia sebesar 3,38%, sayangnya masih di atas rata-rata tingkat kematian COVID-19 di dunia sebesar 2,5%.(dtc)