Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa total kasus virus Corona (COVID-19) di wilayahnya telah melampaui angka 10 juta kasus. Dengan angka ini, AS masih menempati peringkat teratas untuk negara dengan total kasus Corona terbanyak di dunia.
Seperti dilansir AFP, Selasa (10/11/2020), data terbaru Johns Hopkins University (JHU) yang menjadi acuan global, menunjukkan bahwa sejauh ini total 10.110.922 kasus Corona terkonfirmasi di wilayah AS.
AS, menurut JHU, juga melaporkan total 238.235 kematian akibat Corona di wilayahnya.
Keduanya merupakan angka tertinggi di dunia, baik untuk total kasus maupun total kematian akibat Corona.
AS dilaporkan saat ini berada dalam gelombang ketiga dan gelombang terbesar untuk pandemi Corona di wilayahnya. Namun hasil sementara yang disampaikan oleh Pfizer dan BioNTech yang baru saja mengumumkan bahwa vaksin Corona buatan mereka efektif 90 persen, menawarkan harapan baru.
Menurut temuan awal, perlindungan dalam pasien dicapai dalam waktu 7 hari setelah vaksin kedua -- dari total dua dosis vaksin -- dan 28 hari setelah vaksin pertama diberikan.
Presiden Donald Trump yang menuai kritik karena caranya menangani Corona, menyebut terobosan itu sebagai 'berita bagus'. Sedangkan pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci, menyebut hasil uji coba itu 'luar biasa'.
Sementara presiden terpilih AS, Joe Biden, mendorong warga Amerika untuk memakai masker demi mencegah penyebaran Corona dan menegaskan bahwa pemakaian masker bukanlah 'pernyataan politik'. Biden juga mengumumkan nama-nama ilmuwan yang akan memimpin satuan tugas dalam menghadapi Corona.
"Kita masih menghadapi musim dingin yang sangat gelap," sebutnya. "Intinya: Saya tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk membalikkan pandemi ini begitu kita dilantik pada 20 Januari," tegas Biden.
Biden memuji pengumuman soal perkembangan terbaru dari Pfizer dan BioNTech tersebut, namun dia menegaskan bahwa masker masih tetap menjadi 'senjata paling ampuh' dalam melawan Corona. "Kabar hari ini tidak mengubah kenyataan mendesak tersebut," ucapnya mengingatkan.(dtc)