Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Bencana alam banjir bandang di kawasan wisata Bukit Lawang, tepatnya di Landak Rivers, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (18/11/2050) dini hari, akibat hujan deras. Kerugian materil mencapai Rp 1 miliar lebih diantaranya jembatan Salang Pangeran putus dan hanyut, serta kerusakan 8 unit villa.
Camat Bahorok, Dameka Putra Singarimbun SSTP, Rabu malam menjelaskan, banjir bandang melanda empat Desa, yakni Desa Sampe Raya, Timbang Jaya, Timbang Lawan dan Desa Lau Damak bagian hilir.
"Jembatan gantung wisata Salang Pangeran di hilir Landak Reiver, Desa Timbang Lawan raib terseret arus sungai. Kerugian materil untuk sementara ditakdir Rp 1 miliar lebih. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini dan belum bisa memastikan kerugian sebenarnya," jelasnya.
Menurut Timbang Ginting, salah warga Desa Sampe Raya yang menyaksikan kejadian banjir bandang, menjelaskan, luapan air Sungai Landak mulai pukul 22.00 - 24.00 WIB Selasa (17/11/2020) malam
"Sekitar pukul 23.30 WIB saya masih berada dipinggir sungai, di joglo/warung mengemas barang dagangan untuk diagkut ke tempat yang lebih tinggi. Dan sekitar pukul 24.00 WIB tiba -tiba terdengar suara gemeruh dari daerah hulu menuju hilir. Dan Semakin suara gemuruh lebih besar diduga benturan kayu dengan batu serta pepohonan, dan seketika menyapu kawasan wisata," jelasnya.
BACA JUGA: 8 Villa dan Ikon Wisata Landak Rivers Tersapu Banjir Bandang Kawasan Bukit Lawang
Villa/penginapan, warung dan pondok- pondok joglo serta lahan pertanian warga disapu oleh kayu dari berbagai jenis. Terlihat jelas kayu yang terseret banjir lengkap dengan akar, ranting, daun hijau hingga batang terkelupas.
"Tumpukan kayu terlihat terhenti dipinggir dan ditengah sungai serta dilahan pertanian warga. Puluhan Villa, penginapan, pondok-an dan joglo milik warga mengalami kerusakan bahkan raib sehingga kerugian ditaksir sementara mencapai Rp 1 miliar lebih," jelasnya lagi.
Kepala Seksi Wilayah V TNGL, Palber Turnip M Hum, mengatakan, murni longsor alami di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kayu yang terseret arus sungai disertai akar, bukan illegal logging. Namun demikian kita akan turunkan tim untuk memastikan titik longsoran di kawasan TNGL, katanya.