Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Wabah pandemi corona (Covid 19) meluluhlantakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Korban jiwa, pemutusan hubungan kerja menghantui masyarakat Indonesia. Perekonomian masyarakat pun merosot yang mengakibatkan daya beli menurun. Khususnya bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal. Seperti ojek online, pedagang kaki lima, buruh bangunan dan lain-lain. Mereka begitu merasakan dampak pandemi corona tersebut. Belum lagi para karyawan pabrik, mal dan sektor lain yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Tak ayal hal ini tentu menimbulkan permasalahn baru di negara kita.
Tentunya musibah ini telah menggugah kepedulian dari berbagai pihak dengan melakukan aksi sosial guna mengurangi beban masyarakat atas dampak yang dirasakan. Semangat berbagi dan rasa kepedulian sosial terhadap masyarakat harus dikejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kita yang mempunyai kelebihan makanan dan harta hendaknya mampu berbagi kepada orang lain atau jiran tetangga yang membutuhkan. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Barang siapa yang melepaskan seorang Muslim dari satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan di dunia, niscaya Allah melepaskannya dari kesulitan-kesulitan hari Kiamat”.
Menggugah Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial merupakan hal yang harus diterapkan oleh seluruh umat manusia. Karena memang pada dasarnya, Allah SWT selalu mengajarkan kita tentang peduli terhadap sesama, tolong menolong, juga bertoleransi. Dalam kehidupan di dunia manusia tidak lah hidup sendiri. Manusia hidup berdampingan dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Membantu melepaskan kesulitan seseorang tak selalu harus dengan gerakan besar yang dapat berefek luas,asalkan diniatkan dengan ikhlas, perbuatan itu sudah masuk kategori melepaskan kesulitan orang lain.
BACA JUGA: Menuju Pilkada Simalungun yang Bermartabat
Dalam Islam, kepedulian sosial merupakan pengejawantahan akhlak dan bagian dari ketakwaan seorang Muslim yang bersifat universal dan bisa dilakukan baik secara konvensional maupun melalui media daring serta tidak hanya berfokus pada urusan material. Perilaku ini termasuk dalam fadhail al a’mal dalam bidang mu’amalah, sehingga memiliki nilai ibadah.
Banyak bentuk kepedulian sosial yang bisa kita lakukan pada masa pandemi Covid-19 ini, antara lain dalam bentuk material (pemberian bantuan APD, sembako, biaya, dsb kepada masyarakat maupun pada tenaga medis. Bisa juga dalam bentuk nonmaterial, antara lain memberi motivasi, semangat pada penderita maupun tenaga medis, tidak memberikan stigma negatif, mengucilkan, apalagi menolak pemakaman korban. Bahkan dengan mematuhi aturan pemerintah untuk melakukan social/physical distancing, diam di rumah, dan memakai masker, berarti kita tidak sekadar peduli demi kebaikan dan kepentingan diri kita pribadi, namun kita juga sudah peduli demi kebaikan dan kepentingan orang lain.
Dengan melakukan social/physical distancing, diam di rumah, dan memakai masker, akan membuat orang lain merasa aman dan nyaman. Inilah wujud kepedulian sosial yang sangat nyata dan sangat mudah untuk dilakukan. Karena dalam agama Islam nilai-nilai kepedulian sosial juga diajarkan, banyak ayat-ayat Alquran yang membahas tentang kepedulian sosial di antaranya dalam QS Al-Hujurat ayat 10, yang artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.
Selain itu perintah untuk melakukan kepedulian sosial juga sudah tertuang dalam Q.S Al-Kautsar: 1-3 dan Q.S Al-Ma’un: 1-7. Secara keseluruhan surat tersebut berisikan tentang penjelasan mengenai kepedulian sosial yang mengajarkan bahwa ibadah kepada Allah bukan hanya hubungan vertikal berupa sholat dan ibadah lainnya, kegiatan sosial kemasyarakatan juga menjadi bentuk ketaatan manusia kepada Allah SWT.
Penutup
Di tengah bencana pandemi Covid 19, kepedulian sosial harus terus ditumbuhkan, terutama dalam membantu kelompok yang paling berdampak, baik secara ekonomi maupun secara fisik. Selain kepedulian sosial, gotong royong juga harus dikuatkan dalam menjalankan program pencegahan COVID-19 bersama pemerintah.
Untuk itu, seluruh pihak yang secara ekonomi sudah mapan, minimal peduli di lingkungan sekitar untuk lebih sering mengulurkan tangan membantu mereka yang terdampak, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semoga semangat kepedulian kita terhadap sesama khususnya kepada masyarakat berdampak Covid-19 dapat menjadi ladang amal bagi kita. Aamin
====
Penulis Guru di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, Simalungun.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]