Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Tenggara Strategic (lembaga riset yang didirikan oleh The Jakarta Post, CSIS dan Universitas Prasetya Mulya), sejak Kamis (26/11/2020), mulai melakukan pengumpulan data (riset) di Labuhanbatu terkait dengan konsep perkebunan sawit berkelanjutan. Selain Labuhanbatu, 2 daerah lainnya juga dijadikan sampel bagi penelitian ini, yakni Aceh Tamiang di Provinsi NAD dan Luwu di Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Cahyo, (peneliti yang diterjunkan Tenggara Strategic ke Labuhanbatu) tujuan dilakukannya riset ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman maupun pelaksanaan dilapangan terhadap prinsip perkebunan sawit berkelanjutan (Sustainable Palm Oil), dari seluruh pemangku kepentingan komoditas sawit yang ada. "Memetakan masalah lah intinya," kata lulusan Universitas Indonesia tahun 2001 ini.
Karena itu, tambahnya, dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini, pihaknya akan melakukan wawancara langsung (secara mendalam) kepada pihak-pihak yang berkompoten. "Sampai hari ini, sudah 8 narasumber yang berhasil kita wawancarai," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (28/11/2020).
Disebutkannya, ke delapan narasumber yang sudah digali keterangannya tersebut antara lain berasal dari instansi pemerintah (Dinas Pertanian dan Bappeda), perusahaan swasta (PT Siringo-ringo), asosiasi pekebun kelapa sawit swadaya, koperasi pekebun kelapa sawit, petani/pekebun kelapa sawit mandiri (laki-laki dan perempuan) dan pihak dari legislatif (Abdul Karim Hasibuan, wakil ketua DPRD Labuhanbatu).
"Hasil pengumpulan data ini, nantinya akan menjadi sebuah kajian yang muaranya dapat dijadikan sebagai rekomendasi, agar upaya pelaksanaan konsep perkebunan sawit berkelanjutan, dapat berjalan dengan baik," ujarnya.
Berdasarkan amatan medanbisnisdaily.com, yang menjadi satu-satunya media di Labuhanbatu (diluar The Jakarta Post), yang ikut dalam wawancara tersebut, para petani yang telah mengikuti program perkebunan sawit berkelanjutan (RSPO), mengakui mendapatkan manfaat yang besar dari pelaksanaan konsep tersebut.
Alasannya, selain mendapat peningkatan hasil perkebunan (pemasukan) yang signifikan, mereka juga mengakui mendapatkan ilmu pengetahuan tentang tata cara perkebunan sawit yang benar.
"Saya merasa bahagia, karena ilmu yang diajarkan menuntun kita (petani) menjadi manusia yang peduli terhadap lingkungan, yang kelak akan kita wariskan ini," kata Sakaria Ginting, salah satu petani yang telah mengikuti konsep perkebunan sawit berkelanjutan.
Sebagai informasi konsep perkebunan sawit berkelanjutan ialah sebuah tata cara pengelolaan perkebunan sawit yang wajib memperhatikan faktor-faktor yang terkait dengan perkebunan tersebut.
Konsep tersebut antara lain mengatur tentang, penggunan bahan ramah lingkungan dan kewajiban menghindari pencemaran lingkungan hidup, memperhatikan ekosistem dan populasi satwa, tata cara perkebunan yang tepat agar hasilnya bisa maksimal, pembukaan lahan yang benar, serta lainnya. "Intinya Sawit berkelanjutan ialah Sawit yang menjaga alam tetap terjaga, (tidak merusak alam)," kata Cahyo.