Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kembali lagi langit penerbangan Indonesia bernuasa kelam dengan jatuhnya pesawat terbang Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu, 9 Januari 2021. Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen. Namun selanjutnya, pesawat lalu dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB. Hanya dalam penerbangan 4 menit setelah lepas landas, musibah itu terjadi
Pesawat yang hilang kontak tersebut pada saat berada di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penumpang di dalamnya sebanyak 62 orang, yang terdiri dari 6 kru pesawat, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Di antara penumpang itu ada yang berstatus sebagai kru ekstra, sebanyak 6 orang, yaitu kru yang dipersiapkan maskapai Nam Air untuk keberangkatan pesawat Nam Air dari Pontianak menuju kota lainnya.
Peristiwa yang memilukan ini telah terjadi kesekian kalinya. Telah ada beberapa yang juga sebelumnya jatuh, bahkan hilang tak meninggalkan jejak sehingga tidak ditemukan pesawat tersebut maupun penumpangnya yang sebagai korbannya. Kali ini dengan kesigapan seluruh aparat negara, dan dengan izin Allah Tuhan Yang Mahakuasa, pesawat yang jatuh tersebut telah ditemukan dengan kondisi yang sangat mengerikan. Dengan kondisi yang sepertinya hancur tersebut, diduga kuat, tidak akan ada penumpang yang bisa selamat. Apalagi saat ini sudah hari ketiga sejak jatuhnya pesawat tersebut, yang belum mendapatkan korban yang selamat.
Inilah tragedi yang terjadi. Memang, tragedi bisa saja terjadi di manapun dan kapanpun. Tetapi dengan kondisi yang berulang, tentunya sebagai bangsa yang cerdas bisa mendapatkan pelajaran dari berbagai peristiwa yang mengharu-biru tersebut. Tentunya, dengan tidak bermaksud menyalahkan pihak tertentu, ini adalah bagian dari pelajaran yang sangat mahal. Apa dan mengapa bisa terjadi, masih akan didalami dengan mengupayakan membuka isi black-box (kotak hitam) yang ternyata berwarna orange.
Atas kesigapan aparat yang bertugas dengan melibatkan tidak kurang dari 2.100-an personil, diharapkan dapat mengangkat tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dan dengan menemukan seluruh penumpang yang ada di dalamnya. Dengan ditemukannya seluruh penumpang setidaknya akan menjadi sedikit setawar-sedingin bagi keluarga yang ditinggalkan; walaupun pastilah meninggalkan duka yang tiada terkira dirasakan oleh mereka. Sebagai makhluk yang mempunyai nurani, tentunya seluruhnya kita merasa empati; bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh seluruh keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.
Upaya dan usaha penyelamatan; atau lebih tepatnya pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut patut diacungi jempol. Patut dibanggakan, atas upaya maskimal yang telah mendapatkan hasil optimal sampai pada saat ini. Secara perlahan dalam hitungan waktu diharapkan seluruh korban penumpang tersebut bisa ditemukan dalam kondisi yang bagaiamanapun. Itulah harapan yang ada. Sehingga dengan upaya maksiamal tersebut, sungguh suatu prestasi yang mengurangi rasa duka-lara para keluarga korban.
BACA JUGA: Dirgahayu 17 Tahun Serdang Bedagai
Dengan personel yang tangguh, diharapkan ditemukanlah seluruh korbang penumpang tersebut. Dilihat dengan nyata juga bahwa upaya dan usaha telah dilaksanakan maksimal, semenjak terbetik kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, pada Sabtu 9 Januari 2021 tepatnya pukul 14.40 WIB. Dengan kesigapan yang maksimal telah dilakukan upaya dengan hasil yang optimal pada saat ini. Untuk itu, sangat layak diucapkan terima kasih yang tiada terhingga atas upaya yang maksimal tersebut.
Selanjutnya, bagi maskapai Sriwijaya Air, ataupun bagi seluruh maskapai dan dunia penerbangan, kiranya dapat menjadikan pelajaran yang berharga atas musibah yang terjadi ini untuk kesekian kalinya ini. Kiranya ada catatan-catatan khusus yang bisa dijadikan pedoman agar upaya minimalisasi korban jatuhnya pesawat di masa mendatang akan berkurang; kalau bisa tidak ada lagi yang pesawat jatuh dengan pola yang sama seperti yang saat ini. Namun, tentunya untuk bisa melhat detail apa yang telah terjadi tersebut harus menunggu ditemukannya black-box, walaupun hasil analisanya yang mungkin akan memakai waktu beberapa bulan ke depan. Masih ditunggu dengan sangat harap atas temuan itu nantinya.
Dari segi regulasi, pemerintah juga harus lebih cermat atas kejadian ini. Diperlukan pembelajaran yang intens atas beberapa regulasi yang telah, sedang, dan akan dijalankan dalam dunia usaha penerbangan. Penataan regulasi yang baik akan menjamin akan terselenggaranya sistem penerbangan yang baik pula; dengan titik tekan minimalisasi jumlah korban. Inilah yang sejatinya dilakukan pemerintah selaku pihak yang berkewenangan terhadap seluruh regulasi penerbangan di Indonesia.
Kajian-kajian strategis atas segala regulasi dengan mengikuti standar operasional prosedur (SOP) secara internasional harus dikedepankan. Pada intinya hal ini harus memberikan nilai keselamatan penumpang dan penerbangan; plus juga harus bisa memberikan kepuasan pelanggan. Hal yang terkahir ini diperlukan, karena memang hal ini adalah bisnis. Bisnis penerbangan yang mahal haru juga harus memberikan nilai kepuasaan yang tinggi bagi pelanggannya.
Akhirnya, kita seluruh bangsa Indonesia ini turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi saat ini. Musibah jatuhnya pesawat terbang Sriwijaya Air SJ-182 ini hendaknya adalah musibah terakhir. Kita berdoa semoga seluruh keluarga yang ditinggalkan akan diberikan kesabaran dan ketabahan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Dan bagi para korban kiranya ditempatkan di sisi-Nya pada tempat yang terbaik. Aamiin!
====
Penulis Sekretaris pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara ([email protected]).
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]