Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) menyebut digitalisasi dalam layanan perbankan merupakan transformasi yang harus dilakukan. Dengan layanan digital maka bank bisa membuat nasabah semakin mudah dalam bertransaksi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini transaksi digital juga sangat besar. Dia menyebut pada 2020 angka transaksi digital banking mencapai Rp 27.036 triliun dan tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 32.206 triliun.
"Jadi para bankir apakah anda ingin disowani, lama-lama anda ditinggalkan, wes dijamin lah. Kalau para bankir, masih pengin disowani kepada panjenengan semua, anda kemudian enggak ada kerjaan, akan ditinggal konsumen (nasabah)," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (22/1/2021).
Dia mengungkapkan transaksi melalui perdagangan elektronik atau e-commerce mencapai Rp 253 triliun pada 2020. Sedangkan pada 2021 diperkirakan melonjak 33,2% menjadi Rp 337 triliun.
Kemudian dari penggunaan uang elektronik, dikatakannya mencapai Rp 201 triliun pada 2020. Sementara itu, pada 2021 akan mengalami kenaikan mencapai 32,3% menjadi sebesar Rp 266 triliun.
"Dan itulah kenapa BI sangat agresif melakukan digitalisasi sistem pembayaran. Ingat itu lihat angkanya digital banking, ini termasuk online banking, mobile banking, transaksi yang tidak butuh tatap muka," tuturnya.
Meski begitu, Perry mengakui bahwa dengan perkembangan digital tersebut juga telah banyak perbankan di Indonesia yang sangat agresif untuk melakukan transformasi layanannya untuk mengimbangi perkembangan teknologi digital.
"Masalah digital banking ini banyak kawan-kawan yang ikut. Di perbankan saya sudah berkali-kali ayo perbankan dan alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digital banking," tegas Perry.(dtf)