Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Akibat pandemi covid-19, sebanyak 1,6 juta anak sekolah di Sumatra Utara (Sumut) kehilangan kemampuan belajar (learning loss) karena terpaksa harus belajar di rumah. Angka itu berdasarkan survei Kemendikbud yang menyebut setidaknya 50% siswa tidak memenuhi standar kompetensi yang diharapkan selama belajar dari rumah (BDR). Adapun jumlah peserta didik di Sumut tahun 2019 sebanyak 3.302.927 orang. Kondisi itu mengancam masa depan generasi penerus bangsa ini.
Demikian dikatakan anggota Komisi E DPRD Sumut, Poarada Nababan, Kamis (11/2/2021). Ia menyoroti selama pandemi tidak terobosan yang dilakukan Gubernur Edy terkait bidang pendidikan itu. Bahkan tidak ada pemetaan yang dilakukan untuk melihat benar tidaknya pelajar itu belajar secara online.
"Fraksi PDIP tak pernah mendengar Gubernur Edy melakukan pemetaan secara massif terhadap keikutsertaan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar dari rumah selama masa pandemi covid-19. Termasuk
berapa siswa yang tidak memiliki akses internet, apakah peserta didik belajar setiap hari atau tidak dan apakah materi belajarnya cukup atau tidak," kata politisi PDIP ini.
Padahal pemerintah pusat, sambung Poaradda, telah memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk melakukan berbagai inovasi demi kelancaran proses pendidikan selama pendemi ini. Selain itu, Gubernur Edy melalui Dinas Pendidikan Sumut dinilai berlaku diskriminatif karena lebih mengurusi sekolah-sekolah negeri.
“Peserta didik masuk ke sekolah swasta karena pemerintah tidak mampu menampung semua anak ke sekolah negeri. Oleh karena itu, tidak boleh pemerintah hanya mengurusi sekolah negeri saja, bahwa semua anak-anak peserta didik adalah anak-anak bangsa dan pemerintah wajib mengurusinya tanpa membedakan swasta atau negeri,” tegasnya
Melihat realita itu, Fraksi PDIP DPRD Sumut menyatakan program prioritas Gubernur Edy tentang pendidikan yang mencerdaskan belum tercapai di setengah periode kepemimpinannya.