Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan petani porang pemula di tanah air, khususnya di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, diharapkan untuk lebih bersemangat mengelola tanamannya. Terlebih dalam mengatasi gangguan hama pada tanaman, maupun perawatan pada tanaman.
"Karena bibit porang katanya kan mahal, jadi tanaman porang harus dirawat yang betul, jangan mudah putus asa, sehingga produksinya bagus. Baik itu produksi biji katak maupun umbinya," kata anggota DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung saat mengunjungi tanam porang milik petani porang, Maimunah Asundari, di Dusun Bukit Barat, Desa Tanjung Putus, Kecamatan Padang Tualang, Langkat, Jumat (19/2/2021)
Menurut politikus Partai Golkar ini, mengingat pasar ekspornya cukup jelas, kepada petani porang yang sudah berhasil supaya bisa mensosialisasikan tentang tanaman tersebut kepada petani lainnya.
Terpisah, Maimunah, petani porang, mengaku sudah menanam porang seluas 10 rantai/4.000 meter persegi. "Alhamdulillah, dari 10 rantai tanaman porang usia 4 bulan sudah memasuki masa dormansi pertama, dengan produksi biji kata 50 kg. Sedangkan umbi porang rencana dipanen setelah usai durmansi kedua, atau Agustus mendatang, dengan target produksi umbi porang 20 ton," ujarnya.
BACA JUGA: Pasar Ekspor Menggiurkan, Petani Langkat Kini Ramai-ramai Tanam Porang
Tanaman porang yang mirip dengan walur, suwek dan iles, merupakan tanaman liar yang tumbuh di kawasan hutan. Saat ini menjadi komoditas ekspor unggulan ke Jepang dan Cina.
Umbi porang yang diracik berbentuk cips/lempengan dan diolah menjadi tepung porang memilik harga jual hingga lebih dari Rp 110.000/kg. Tepung porang ini bisa diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti beras porang, mie sarataki, kosmetik, obat-obatan dan bahan perekat.
Harga jual umbi porang sangat ini menggiurkan, mulai dari Rp 8.000, Rp 13.000 - Rp 15.000/kg (umbi porang basah). Sedangkan biji katak yang tumbuh dari ketiak daun pohon porang saat ini harganya melambung mencapai Rp 315.000 - Rp 350.000/kg, dari semula hanya Rp 90.000/kg. Biji katak ini sebagai bibit untuk ditanam menjadi umbi porang, selain dari biji bunga spora tanaman porang.