Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Partai Demokrat (PD) terus melempar sindiran kepada kubu KLB Deli Serang, Sumatera Utara. Kali ini Demokrat menyebut kubu Moeldoko layaknya kaset kusut.
"Kami mencermati GPK PD (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan PD) gencar memainkan narasi yang itu-itu saja, seperti kaset kusut yang bertujuan mengulur-ulur waktu. Sambil merumuskan siasat licik dan jahat untuk dapat menutupi tipuan serta kebohongan yang sudah dilakukannya," ujar Ketua BPOKK PD Herman Khaeron kepada wartawan di Gedung DPP PD, Menteng, Jakarta Pusat, Jum'at (12/3/2021).
Herman lantas menjelaskan mengenai peserta KLB Deli Serdang yang diiming-imingi Rp 100 juta. Dia menegaskan pihaknya hanya menyampaikan fakta dan data, bukan melemparkan tuduhan.
"Dan terkait informasi itu, kami akan menghadirkan fakta dari peserta KLB abal-abal tersebut. Supaya masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan terang benderang. Pengalaman mengatakan kami tidak suka berbicara tuduhan, yang kami hadirkan adalah fakta dan data," ujar Herman.
Pada 1 Februari 2021, sambung Herman, pihaknya sudah mengetahui bahwa akan adanya kudeta kepemimpinan PD yang akan dilakukan KSP Moeldoko. Namun pada saat itu Moeldoko mengelak dan menganggap isu tersebut hanya dagelan.
"Contohnya pada tanggal 1 Februari 2021, saya katakan atau kami mengidentifikasi adanya kudeta kepemimpinan PD yang melibatkan pihak eksternal seorang pejabat pemerintahan. Saat itu KSP Moeldoko mengakui, bahkan menganggap ini hanyalah dagelan, tapi sekarang terbukti," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, penggagas acara yang diklaim KLB Deli Serdang membantah disebut telah berbohong terkait persoalan mahar politik dan tidak sahnya AD/ART tahun 2020 yang telah disahkan. Penggagas KLB Demokrat bahkan mengungkap salah satu kader di Blora yang menjadi korban mahar politik hingga tak bisa mencalonkan diri.
Soal mahar itu disampaikan langsung oleh salah seorang penggagas KLB Demokrat, Max Sopacua. Max menyebut soal adanya mahar politik berdasarkan kesaksian kader PD sendiri.
"Lah kan ada testimoni kemarin dari Ketua DPC-DPC, itu jawabannya karena kita bukan DPC ya kan, itu dilakukan korbannya DPC DPD yang di daerah ya kan, testimoni kemarin dari orang orang daerah, kalau saya yang jawab saya bukan orang DPC yang mengalami kebohongan itu, tapi kebohongan itu yang tergambar dalam testimoni yang dikatakan kemarin bos, jadi itu jawabannya," kata Max saat dihubungi, Jumat (13/3). dtc