Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ekonomi Indonesia mulai mengalami pemulihan dan terus mendekati ke arah positif. Terbaru pada kuartal I-2021 ekonomi tanah air sebesar -0,74%, lebih baik dibanding kuartal IV-2020 yang -2,19%.
Pemulihan ini diprediksi akan terus membaik dalam kuartal ke depan. Namun ada hal yang perlu diwaspadai agar tidak terjadi risiko perlambatan ekonomi secara global.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan meningkatnya kasus harian di sejumlah negara menjadi pelajaran agar bagaimana Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang terulang.
"Dengan kondisi ini kami optimis Indonesia pertumbuhan ekonominya sudah konsisten dan sangat solid. Tapi ini juga perlu kita mengendalikan pandemi dan memperkuat reform," katanya dalam dialog virtual Komite Penanganan COVID- 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (6/5/2021).
Selain mewaspadai peningkatan kasus, kata Kunta, pemerintah juga mewaspadai adanya keterbatasan pasokan vaksin COVID-19 akibat embargo vaksin dari India. Meskipun kini keputusan tersebut sudah dicabut.
"Ada beberapa masalah yang masih perlu diwaspadai terutama mengenai kasus harian yang semakin meningkat dan juga akses vaksin yang mungkin belum merata. Salah satunya adanya embargo dari India ini juga membuat distribusi vaksin mulai ada kendala," jelasnya.
Kemudian risiko perlambatan ekonomi dari sisi internal dikhawatirkan terjadi karena ada beberapa sektor yang mungkin secara kontak intensif masih sulit pulih, yakni hotel dan restoran.
"Tetapi ini juga perlu untuk menghadapi risiko-risiko yang masih ada terus kita mengendalikan pandemi melakukan recovery dan rebound," jelasnya.
Di luar itu, pemerintah tetap optimis memprediksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 berada di kisaran 7%. Hal itu dikarenakan adanya faktor base effect dari kuartal II-2020 di mana saat itu ekonomi Indonesia terkontraksi cukup dalam yakni -5,32%.
"Pertumbuhan ekonomi di 2021 perkiraan kita sekitar 4,5-5,3%, yang 7% di kuartal II dan kita optimis di sekitar 7-8% karena di kuartal II-2020 kita negatifnya sudah sangat dalam sehingga untuk mencapai itu kita optimis," tandasnya.(dtf)