Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pertanyaan nyeleneh terkait jilbab dan qunut dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN masih jadi polemik. Komnas HAM menyebut penilaian seharusnya didasari prestasi dalam memberantas korupsi.
"Seleksi ASN di KPK ini kan tidak bagi orang baru kerja, namun sudah bekerja dengan berbagai prestasinya memberantas korupsi. Kerja mereka dirasakan baik oleh publik," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, saat dihubungi, Minggu (9/5/2021).
"Oleh karenanya, harusnya basis utamanya adalah menilai kerja-kerja mereka sebagai point utama seleksi dan poin utama nilai kebangsaan," sambungnya.
Anam mengatakan salah satu hal penting adalah bagaimana tata kelola negara dijalankan dengan baik. Salah satunya dijalankan dengan bersih dan transparan.
"Menurut saya, dalam zaman modern ini. Salah satu diskursus kebangsaan yang penting adalah bagaimana tata kelola negara sebagai organisasi bangsa berjalan dengan baik. Tata kelola yang baik adalah yang dijalankan dengan bersih, bertanggung jawab dan transparan. Itu semua adalah nilai anti korupsi. Jika kebangsaan dalam konteks KPK ya dilihatnya kebangsaan yang mendudukkan kerja-kerja profesional tentang tata kelola tersebut," kata Anam.
Menurutnya, tata kelola yang antikorupsi dilandasi kepentingan publik. Serta memastikan tidak terjadinya korupsi di berbagai lembaga negara.
"Tata kelola negara yang baik, yang anti korupsi pasti dilandasi oleh kepentingan publik, tidak membawa identitas apa pun. Yang dia bawa adalah kerja profesional memastikan tidak ada korupsi di semua penyelenggaraan negara," tuturnya.
Diketahui, pertanyaan nyeleneh dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk alih status pegawai KPK menjadi ASN menjadi polemik. Urusan doa qunut hingga jilbab muncul dalam pertanyaan tes yang tak ada hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi itu hingga kini masih menjadi misteri.
Sejumlah pertanyaan aneh itu ditanyakan ke pegawai KPK saat tes alih status sebagai ASN. Pertama, ada yang mengaku ditanya soal doa qunut yang biasanya dibaca sebagian umat Islam saat salat Subuh.
"Ya ditanya subuhnya pakai qunut apa nggak? Ditanya Islam-nya Islam apa? Ada yang ditanya kenapa belum nikah, masih ada hasrat apa nggak?" ujar salah satu pegawai KPK, Rabu (5/5/2021).
Selain itu, ada pegawai perempuan KPK yang ditanya tentang persoalan pribadi. Ada pegawai perempuan KPK yang ditanya bersedia menjadi istri kedua atau tidak.
Ada pula pertanyaan soal bersedia atau tidak melepas jilbab yang ditanyakan kepada pegawai KPK. Pertanyaan-pertanyaan nyeleneh itu kemudian memicu polemik dan kritik kepada KPK hingga penyelenggara tes.
"Aku ditanya bersedia nggak lepas jilbab. Pas jawab nggak bersedia, dibilang berarti lebih mementingkan pribadi daripada bangsa negara," ucap pegawai KPK itu, Jumat (7/5).(dtc)