Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Geobike Kaldera Toba (GKT) #7 yang digagas Rumah Karya Indonesia (RKI) yang dimulai 18 Juni telah berakhir 20 Juni lalu. Perjalanan menggowes sepeda selama dua hari dengan menempuh jarak kurang lebih 99 km itu menjadi representasi konsistensi dan daya tahan (endurance) para peserta.
Direktur Geobike Kaldera Toba #7 Avena Matondang mengatakan, daya tahan pesepeda pada penyelenggaraan kali ini menjadi perhatian penting untuk menguatkan fisik dan memperkaya wacana geopark di sekitar Danau Toba.
"Tahun ini merupakan tahun ketujuh pelaksanaan Geobike Kaldera Toba dan tahun kedua pelaksanaan di tengah situasi pandemi. Tantangan penyelenggaraan event Geobike Kaldera Toba #7 semakin beragam di tengah penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Avena, Senin (21/6/2021)
Kami, tambah Avena, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, komunitas, masyarakat dan pribadi yang mendukung jalannya event Geobike Kaldera Toba #7 dan menggambarkan pola gotong-royong. Seperti inilah yang menjadi spirit pelaksanaan Geobike Kaldera Toba dari tahun ke tahun serta mengundang semua pihak untuk turut-serta pada pelaksanaan Geobike Kaldera Toba #8 tahun 2022 dengan tema yang menarik dan atraktif, rute yang menjanjikan dan pengalaman yang tak tergantikan dalam satu semboyan "tetap dilajur kiri," kata Avena
Niko Sitohang selaku panitia penyelenggara Geobike Kaldera Toba #7 menambahkan, jumlah pesepeda tahun ini 50 orang dan melewati proses swab antigen dengan hasil negatif. Geobike Kaldera Toba #7, kata Niko, diminati pesepeda karena pilihan rute yang menarik dan informatif terhadap isu geopark Toba secara umum.
"Isu Geopark Toba tidak hanya aspek geologis semata, melainkan turut menyertakan keanekaragaman hayati dan kultur adaptif. Event Geobike Kaldera Toba #7 tahun 2021 menautkan wacana geodiversity, cultural diversity, biodiversity dibingkai motto clean, health, safety, environmental sustainability sebagai korelasi dan bentuk dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," kata Niko.
Dikatakan Niko, titik awal perjalanan pesepeda dimulai dari Parapat, tepat di Dolok Sipiak, dimana pesepeda diberi suguhan informatif dan atraktif mengenai wacana geopark Toba dan kultural yang tersebar di wilayah Danau Toba. Titik start dimulai dari Sitamiang, Samosir. Disana pesepeda disambut Kepala Dinas Budaya, Pemuda dan Olahraga Pemkab Samosir, Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Samosir, Camat Palipi, Kepala Desa Sitamiang bersama unsur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya peserta menyusuri Sitamiang, Onang Runggu, Nainggolan, Palipi, Pangururan dan Parbaba sebagai estapet hari pertama dan disambut sajian seni dari Sanggar Jolo New Samosir.
Hari kedua dimulai dari Parbaba menuju Pelabuhan Simanindo dengan sajian yang atraktif mengunjungi situs geopark Batu Hoda dan situs kultural Rumah Bolon serta menyeberangkan pesepeda menuju Tigaras, dengan melakukan kegiatan mengenang 3 tahun tragedi KM Sinar Bangun yang jatuh pada tanggal 18 Juni. Para pesepeda kemudian melanjutkan perjalanan estafet kedua Tigaras, Simpang Simarjarunjung dan ditutup di wilayah Sidamanik dengan suguhan perkebunan teh dan trek yang cukup menantang fisik.