Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama bilateral dengan Maroko dalam bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM). Kerja sama tersebut dimulai dengan dilaksanakannya 1st Meeting Joint Committee on Energy antara Kementerian ESDM dan Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Maroko secara virtual pada 22-23 Juni lalu.
Adapun pertemuan dilakukan secara back to back dalam dua sesi, yakni Cooperation in the Fields of Electricity, Renewable Energies and Energy Efficiency dan sesi Cooperation in the Fields of Hydrocarbons, Mines, and Geology.
Dalam pertemuan itu, Direktur Panas Bumi Ditjen EBT dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Harris membahas kebijakan dan program ketenagalistrikan serta fokus pada pengembangan energi baru terbarukan dan efisiensi energi kedua negara. Ia juga membahas isu terkait penelitian dan pengembangan serta pengembangan sumber daya manusia di bidang Kelistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).
Harris mengatakan saat ini Kementerian ESDM berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca sebagaimana dituangkan dalam National Determined Contribution (NDC).
"Indonesia memiliki misi untuk beralih dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan. Kita memiliki target pencapaian EBT dan KE dalam total bauran energi sebesar 23% di tahun 2025 dan menurunkan emisi gas rumah kaca setidaknya sebesar 29% di tahun 2030 melalui usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional sesuai dengan ratifikasi dalam Paris Agreement," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/6/2021).
Diketahui, Indonesia dan Maroko sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama dalam berbagi informasi terkait Super ESCO, pengembangan proyek efisiensi energi dan peluang potensi investasi di infrastruktur ketenagalistrikan. Kedua belah pihak juga setuju untuk melakukan kerja sama penelitian ke arah komersialisasi di bidang ocean energy dan bioenergi serta riset bersama di bidang photovoltaic (PV) dan solar thermal.
Sementara itu, dalam sesi Cooperation Hydrocarbons, Mines, and Geology, dibahas investasi di bidang mineral dan batubara, peluang investasi dan penyediaan jasa di sektor migas di kedua negara, data dan keahlian di bidang kegeologian, serta pengembangan sumber daya manusia di bidang geologi, mineral dan batubara.
"Maroko mengajak Indonesia khususnya BUMN untuk dapat terlibat pada pengembangan sektor mineral dan migas di Maroko, terutama untuk melakukan survei kegeologian dan tukar menukar informasi dalam sistem digital serta surveillance data geologi," ungkap Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi.
Sunindyo juga mengatakan Indonesia dan Maroko bersepakat untuk menindaklanjuti kerja sama dalam berbagi informasi dan riset bersama di bidang migas, mineral, dan batubara. Bagi Indonesia, Maroko merupakan salah satu mitra strategis di sektor ESDM yang dapat membuka peluang kerja sama dengan negara-negara Afrika lainnya, khususnya bagian utara yang mempunyai hubungan erat dengan Eropa bagian selatan.
Sebagai informasi, pertemuan ini merupakan implementasi dari Memorandum of Understanding (MoU) tentang sektor energi dan mineral antara Indonesia dengan Maroko yang telah ditandatangani pada tahun 2018 silam di Jakarta.(dtf)