Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Status menantu presiden yang disandang Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution ternyata tidak serta-merta menjamin dengan muda dapat kucuran dana dari pemerintah pusat. Ada mekanisme dan syarat yang harus dipenuhi supaya kue pembangunan yang bersumber dari APBN turun ke Medan.
Seperti rencana penataan kawasan heritage dan sungai yang digembar-gemborkan Bobby Nasution. Rencana itu belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat karena terbentur biaya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan, Benny Iskandar, menjelaskan, penataan sungai dan bangunan warenhuis tidak masuk dalam dalam skema bantuan yang akan diberikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam dua tahun ke depan.
“Kalau sungai, penataanya kemungkinan dilakukan Kementerian PUPR RI tahun 2023,” ujar Benny, di Medan, Jumat (2/7/2021).
Maka dari itu, kemungkinan Pemko Medan akan mencari sumber pembiyaan lain, salah sauu alternatif lainnya CSR (corporate sosial responsibility) perusahaan atau pihak ketiga. Bantuan penataan sungai, kata dia, masih menunggu desain dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II
“Desain sungai belum final, karena belum selesai dikerjakan oleh konsultan ESP yang datang ke Pemko Medan beberapa waktu lalu. Padahal, Pak Menteri minta gambarnya selesai bulan Agustus, tapi hingga kini belum ada progres. Dengan tidak adanya gambar, tentunya, kita tidak bisa menjalankan hal-hal lain, seperti anggaran yang akan ditawarkan untuk CSR,” paparnya.
Bobby melilhat peluang yang cukup besar untuk menjadikan sungai sebagai objek wisata yang memiliki nilai heritage. Ditambah lagi, ibu kota Provinsi Sumut ini, berdasarkan sejarah terbentuk karena pertemuan antara Sungai Deli dan Babura.
“Kita akan kembangkan sungai sebagai wisata heritage. Sebab, penataan heritage merupakan salah satu program prioritas utama Pemko Medan saat ini. Untuk mengembangkan ini, tentunya kita harus berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama kelompok masyarakat yang rutin menggelar kegiatan di sungai,” kata Bobby.