Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deli Serdang. Pemerintah secara resmi menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. Itu karena kasus penularan Covid-19 di Indonesia saat ini memang semakin parah.
Ada beberapa kegiatan masyarakat yang dibatasi untuk mengurangi laju penyebaran Covid-19 di Indonesia, salah satunya pada sektor transportasi.
Terdapat sejumlah persyaratan baru bagi masyarakat yang melakukan penerbangan tujuan domestik via bandar udara dengan diwajibkan melampirkan hasil tes PCR, tidak lagi diperbolehkan layanan kesehatan Covid-19, yakni Antigen dan GeNose.
Menanggapi hal itu, Jekson Sialoho salah satu penumpang via Bandara Kualanamu mengeluhkan diwajibkan melampirkan hasil tes PCR.
"Dahulu sebelum PPKM Darurat Jawa-Bali, saya terbang ke Jakarta pakai hasil tes Antigen berbayar Rp.180 ribu atau GeNose harga empat puluh ribu sudah bisa. Sekarang harus PCR, dengan biaya Rp.800 ribu rupiah. Ini bikin beban masyarakat saja," keluh Jekson Sialoho asal Medan ditemui disela vaksinasi di Atrium Lantai I Bandara Kualanamu, Selasa (6/7/2021).
Menurutnya, kebijakan mewajibkan hasil tes PCR selama PPKM Darurat ini sangat menyulitkan masyarakat yang perekonomian lagi terpuruk akibat pademi Covid-19.
"Penderitaan rakyat Indonesia saat ini sangat memperhatikan akibat pademi yang belum tahun kapan berkahir. Jangan lagi menambah beban masyarakat dengan ingin terbang tujuan domestik diwajibkan tes PCR, yang harganya sangat mahal. Sementara layanan kesehatan lainnya seperti Antigen dan GeNose, harga murah tak bisa dipakai," lirihnya.
Hal senada juga dikeluhkan penumpang lainya, Fitri. Ia mengatakan, persyaratan melampirkan tes PCR yang diwajibkan untuk penerbangan domestik bikin mencekik leher, karena harganya mahal.
"Sebelum penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali, Saya yang terbang tujuan Jakarta dalam sebulan empat kali masih bisa terjangkau soal biayanya pemeriksaan layanan kesehatan Covid-19, seperti Antigen dan GeNose. Sekarang tidak diperbolehkan lagi, harus pakai tes PCR dengan harganya lebih mahal dari pada pembelian tiket pesawat," pungkasnya.