Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, prihatin dengan terjadinya bencana banjir bandang yang melanda 11 kecamatan di Kabupaten Nias Utara, Senin (16/08/2021).
Gubernur Edy mengatakan telah menugaskan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sumut untuk membantu menangani warga yang terdampak akibat banjir bandang tersebut.
"Sudah ditangani. Kepala BPBD Sumut baru pulang dari Nias," ujar Edy Rahmayadi didampingi Pj Sekdaprov Sumut, Afifi Lubis, menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (19/08/2021).
Ia mengatakan Pemprov Sumut hadir membantu daerah dalam penanganan dampak bencana. "Yang pastinya setiap ada bencana dari masyarakat itu diawali dari kabupaten dan kota dulu berbuat. Kalau dia tak mampu baru provinsi. Kalau provinsi tak mampu lagi, pemerintah pusat," jelasnya.
Dan kondisi saat ini di Nias Utara pasca banjir, sebut Edy, mulai berangsur-angsur membaik. Namun masih harus tetap mendapat penanganan dari pemerintah. "Kondisi sekarang bagus," sebut Edy.
Sebagaimana diketahui, Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu, telah menetapkan status darurat di daerahnya karena banjir bandang itu. Dan selain BPBD Sumut, pihak Kementerian PUPR melalui balai jalan nasional dan balai sungai, sudah meninjau ke sana.
Kepala BPBD Sumut, Abdul Haris Lubis mengatakan, telah turun bersama personilnya untuk membantu warga terdampak banjir. "Sembako juga kita ikut berikan," sebutnya.
Yang saat ini telah diusulkan Pemkab Nias Utara, kata Abdul Haris, adalah perbaikan 200 rumah warga yang kondisinya rusak parah dihantam banjir. Sesuai arahan Gubernur Edy, kata Abdul Haris, perbaikannya tengah dikoordinasikan.
"Dengan instansi vertikal, ke Pemerintah Pusat tentunya, kita koordinasikan untuk turut memperbaikan 200 rumah rusak sebagaimana yang diusulkan Pemkab Nias Utara," sebutnya.
Ia mengatakan bahwa banjir diawali intensitas curah hujan yang tinggi. Sehingga membuat sejumlah sungai di Kabupaten Nias Utara meluap. Akibatnya air memasuki pemukiman yang dihuni warga. Ketinggian air disebut mencapai 1-1,5 meter.
"Memang itu dimulai dari hujan intensitas tinggi, deras. Sehingga ada beberapa aliran sungai yang bermuara ke Sungai Muzoi sebelum ke laut. Itu meluap dan meluas ke 11 kecamatan, memang tak secara keseluruhan. Tapi 11 kecamatan itu memang terdampak dari pada banjir tersebut," ungkap Haris.
Dampak banjir itu, membuat ratusan rumah rusak dan sebuah puskesmas beserta peralatannya terendam, sehingga untuk sementara tidak dapat beroperasional menangani pasien.
Namun ia menegaskan tidak ada korban jiwa akibat banjir itu. "Tidak ada korban jiwa. Lebih kurang 1.500 KK terdampak banjir di Nias Utara laporan dari BPBD di sana. Lebih kurang 200 unit rumah harus mendapat perbaikan akibat dihantam banjir," sebutnya.
Di bagian lain, BPBD Sumut juga tengah mengkoordinasikan bantuan untuk bencana banjir yang terjadi di sejumlah tempat di Batubara, Asahan, dan Labuhanbatu. "Kita terus berkoordinasi apa-apa yang bisa kita bantu," pungkas Abdul Haris.