Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsidimpuan. Jalaudin (63) bersama sejumlah pasien lainnya adalah orang-orang yang beruntung hari itu bisa keluar dari rumah sakit setelah dinyatakan sembuh dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) . Mereka yang di isolasi awalnya memiliki riwayat penyakit bawaan kemudian disusupi virus Covid-19 yang cukup mematikan bila tidak segera ditangani.
Awal diketahui mereka terkonfirmasi positif Covid-19. setelah di Swab dan Polymerace Chain Reaktion (Swab-PCR). Namun sebelum PCR dilakukan mereka umumnya tidak yakin telah terpapar Covid-19. Penyakit yang mereka derita sebelumnya diyakini telah kambuh diperparah situasi (berita hoax) di medsos penangan medis yang tidak bersahabat di rumah sakit membuat mereka lebih menunda pemeriksaan ke rumah sakit hingga pada akhirnya situasinya semakin kurang baik. Gejala demam, batuk serta penciuman hilang, dan napas sesak semakin parah. Ini akhirnya mendorong untuk memberanikan diri melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Jalaudin bercerita awalnya masih tak yakin terkena Covid-19 dia terus bertahan berobat mandiri di rumah hingga baru hari ke tujuh baru ke rumah sakit. "Di rumah tidak ada oksigen dan obat yang memadai diperparah penciuman hilang dan selera makan berkurang," katanya.
Begitu juga dengan Dedi (38) dan Musa (56) akhirnya mau menuruti arahan petugas medis agar diperiksa di rumah sakit umum. Setelah Swab - PCR mereka di nyatakan positif Covid-19. Kondisi mereka sudah jadi pasien dengan kategori sedang dan berat. Oleh karena itu mereka terpaksa di isolasi di ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit rujukan tersebut. Mereka harus mendapat penanganan serius karena virus telah memasuki bagian vital ditubuh mereka.
Hari-demi hari mereka lalui dirumah sakit. Makanan sehat dan obat-obatan selalu tepat waktu datangnya. Berdoa melawan penyakit dan juga makan teratur dan berusaha menenangkan pikiran (berpikiran positif) membuat mereka kuat melalui waktu hingga akhirnya setelah 13 hari di isolasi di rumah sakit mereka telah dinyatakan negatif dan sehat.
"Covid-19 itu nyata, saya himbau kepada warga masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan 3 M memakai masker, mencuci tangan pakai sambun dengan air mengalir dan juga menjaga jarak bila dalam keramaian. Saya lihat masih banyak masyarakat tidak memakai masker. Sayangi dirimu dan keluargamu saya sudah rasakan bagaimana sakitnya di serang virus ini, "kata Jalaudin.
Mereka sangat berterima kasih kepada para dokter dan petugas medis yang telah memberikan perawatan yang baik. Fasilitas yang memadai dan keramahan petugas medis dan dokter membuat mereka betah dan senang berobat di rumah sakit.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan, dr. Masrid Sarumpaet, M. Kes dihubungi Sabtu (21/8/2021) mengatakan bahwa pelayanan di rumah sakit umumnya berjalan dengan baik. Semaksimal mungkin pelayanan telah di curahkan para dokter dan petugas. "Akan tetapi kami terus berbenah diri dan terus menerima saran dan masukan dari semua pihak untuk melakukan yang terbaik," katanya.
Menurut dr Masrid kondisi sekarang warga masyarakat sudah mulai memahami pentingnya mendeteksi dini gelaja covid-19. Ini dibuktikan dengan berkurangnya kasus berat dan kritis datang berobat ke rumah sakit. Untuk kota Padangsidimpuan pada bulan Juli lalu ada 76 pasien berobat di RSUD Padangsidimpuan, pada Bulan Agustus hanya 2 pasien saja. "Semoga dengan adanya angka penurunan kasus ini, pertanda baik bahwa Covid-19 mulai dapat dikendalikan,"kata Masrid.
Satu setengah tahun pandemi Covid-19 dinyatakan ada di Indonesia. Rasa kekhawatiran akan bahaya Covid-19 terus menghantui. Untuk itu cara paling efektif bisa terhindar dari penularan hanya dengan disiplin melakukan protokol kesehatan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan dengan air mengalir.
"Jangan takut berobat ke rumah sakit, Covid-19 bukan aib.Dukungan kepada pasien sangat di butuhkan untuk proses kesembuhan, karena sesungguhnya siapa saja bisa tertular. Kenali gejalanya dan segera periksakan diri agar cepat terdeteksi sehingga peluang sembuh lebih besar," kata Masrid.
Dimasa pandemi Covid-19, masyarakat merasa khawatir untuk pergi ke rumah sakit. Tidak sedikit pasien berpenyakit kronis selama pandemi menunda perawatan, hingga pasien sekarat baru dibawa ke rumah sakit. Hal ini justru yang memicu tingkat kematian jadi tinggi selama ini. Semoga dengan 3 T (Testing- Traching-Treatment) yang terus digencarkan begitu juga dorongan vaksinasi kita bisa keluar dari wabah pandemi yang sangat merusak tatanan kehidupan ini.