Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Krisis bahan bakar terjadi di Inggris. Beberapa kegiatan seperti layanan kesehatan dan industri terkena imbas dari krisis tersebut.
Pekerja medis dan perusahaan transportasi Inggris pada hari Senin (27/9) kemarin memperingatkan krisis bahan bakar dapat berdampak besar bagi layanan dan industri. Mereka menuntut akses prioritas BBM setelah warga setempat melakukan panic buying.
Dikutip dari Financial Times, Selasa (28/9/2021), sebagian besar dari 8.000 SPBU di Inggris kehabisan bahan bakar, pemerintah kemudian menyiagakan militer setempat untuk membantu pengiriman.
Para menteri mengatakan pengemudi tanker tentara Inggris akan dikerahkan jika perlu untuk memastikan bahan bakar sampai ke tempat yang paling dibutuhkan.
Sementara itu, Asosiasi Medis Inggris mengatakan, staf perawatan kesehatan yang bergantung pada kendaraan mobil berisiko di-PHK. Sama halnya dengan perusahaan taksi dan kurir, kekurangan bensin dan solar akan menimbulkan gangguan yang signifikan.
Ketua Dewan British Medical Association, Dr Chaand Nagpaul mengatakan petugas kesehatan membutuhkan akses ke bahan bakar ke rumah sakit, praktik, dan pengaturan perawatan kesehatan lainnya, atau untuk perjalanan ambulans agar dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan perawatan.
"Karena pompa mengering, ada risiko nyata bahwa staf NHS tidak akan dapat melakukan pekerjaan mereka. Sektor kesehatan dan pekerja penting karena itu harus diberikan akses prioritas ke bahan bakar," katanya.
Ketua Asosiasi Kurir dan Pengiriman Nasional, David Brown menambahkan perusahaan pengiriman menyetop jasa pengantaran barang dan merumahkan pekerja karena tidak adanya kepastian mengenai pasokan bahan bakar.
"Sudah sulit. Ini membuat frustrasi bagi orang-orang yang mencari nafkah dari mengemudi," kata David.
Kepala Eksekutif Addison Lee, Liam Griffin juga mengatakan hal serupa. Perusahaan yang menjalankan lebih dari 4.000 mobil layanan kurir dan taksi di pusat kota London ini tengah menghadapi tantangan berat.
"Seperti halnya setiap operator lain di industri kami, tantangan ini akan menjadi lebih signifikan tanpa tindakan cepat dan tegas untuk mengatasi kekurangan bahan bakar," tambahnya.(dtf)