Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sanaa. Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan rentetan serangan udara terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman dalam tiga hari terakhir. Serangan udara koalisi Saudi itu dilaporkan menewaskan lebih dari 260 pemberontak Houthi.
Seperti dilansir AFP, Senin (25/10/2021), kematian itu menjadi bagian dari total 1.600 pemberontak Houthi yang diklaim koalisi Saudi tewas akibat serangan udara mereka dalam dua pekan terakhir di sekitar Marib, Yaman. Kelompok Houthi jarang berkomentar soal anggota mereka yang tewas, dan AFP tidak bisa secara independen memverifikasi jumlah pemberontak Houthi yang tewas itu.
"Sekitar 36 kendaraan militer hancur dan lebih dari 264 (pemberontak Houthi) tewas (dalam 72 jam terakhir)," demikian pernyataan koalisi pimpinan Saudi, seperti dikutip Saudi Press Agency (SPA).
Serangan udara terbaru itu dilancarkan di wilayah Al-Jawba, sekitar 50 kilometer sebelah selatan Marib, dan Al-Kassara, sekitar 30 kilometer sebelah barat laut.
Dalam pernyataan terpisah, pemberontak Houthi menegaskan bahwa gempuran udara koalisi Saudi tidak akan menghentikan mereka.
"Jika musuh berpikir bahwa pesawat tempur mereka bisa membatasi kemajuan pasukan kami atau mematahkan tekad tentara-tentara kami, mereka salah," ujar juru bicara pemberontak Houthi, Yahya Saree, seperti ditayangkan televisi Houthi, Al-Masirah TV.
Dia mengklaim bahwa dalam operasinya, Houthi telah menewaskan 550 tentara pro pemerintah Yaman, melukai 1.200 tentara lainnya dan menahan 90 tahanan, tanpa menjelaskan kerangka waktunya. Klaim Houthi itu tidak bisa diverifikasi secara independen oleh AFP.
Selama dua pekan terakhir, koalisi pimpinan Saudi dilaporkan melancarkan serangan udara ke wilayah Marib hampir setiap hari. Sementara Houthi diketahui melancarkan operasi untuk merebut Marib sejak Februari lalu dan kembali memperbarui serangan mereka sejak September lalu.
Konflik Yaman pecah sejak tahun 2014 ketika Houthi menduduki ibu kota Sanaa, yang berjarak 120 kilometer sebelah barat Marib, yang mendorong pasukan pimpinan Saudi melakukan intervensi militer untuk mendukung pemerintahan Yaman.
Sejak saat itu, puluhan ribu orang dilaporkan tewas dan jutaan orang lainnya kehilangan tempat tinggal akibat konflik Yaman. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahkan menggambarkan situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.(dtc)