Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PEMUDA orang yang akan menggantikan kaum tua. Generasi yang akan menentukan arah gerak bangsa ini. Apa itu pemuda? Yang terpikir olehku adalah seseorang yang belum menikah.
Kali ini aku kembali merenung, mengingat sumpah pemuda yang hari ini diperingati. Sejenak aku melihat bagimana keadaan pemuda di sekitarku saat ini. Bermacam-macam sifat bukan? Namun pikiranku mulai terbang ke kampung halamanku, Tigalingga, salah satu kecamatan di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.
Dulu sewaktu masih kecil, aku ingin sekali bekerja sebagai presenter berpenampilan rapi, cantik, lihai dalam berbicara dan memiliki otak yang cerdas. Sarjana pulang kampung mungkin sangat mustahil di era sekarang ini. Melihat budaya konsumtif merupakan perilaku dimana timbulnya keinginan untuk membeli barang barang yang kurang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pribadi (kecanduan belanja). Beginilah realita pemuda saat ini, tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Hal ini tidak terlepas dari iklan, lingkungan sekitar, bahkan kampanye tentang kehidupan yang serba praktis.
Masa remaja adalah adanya keinginan untuk bergaul dan ia harus menyesuaikan diri dengan teman-teman yang lain. Salah satunya dalam segi penampilan, dan gaya hidup. Jika seorang remaja tidak diterima di dalam kelompok sebayanya, maka ia akan merasa terasingkan.
Oleh sebab itu hal ini dimanfaatkan untuk menarik perhatian pemuda dengan berbagai iklan menarik yang menawarkan barang barang terbaru, dengan potongan harga yang menggiurkan. Seperti terhipnotis, tanpa berpikir panjang remaja membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Bagi produsen, remaja merupakan sasaran empuk, karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja.
Bukan hanya hal itu saja. Dengan adanya gadget membuat kita menjadi mengekklusifkan diri dengan berbagai aplikasi yang tersedia. Hal ini menciptakan orang-orang yang menjadi antisosial dan sibuk dengan dunia maya, bukan di dunia nyata. Ini akan menimbulkan matinya generasi penerus yang peka terhadap persoalan sekitar. Saat ini musuh kita bukan lagi mengusir penjajah, tetapi globalisasi yang semakin membutakan generasi bangsa.
Pemberdayaan Pemuda
Pemberdayaan untuk kaum pemuda sangat menarik untuk mulai dikembangkan. Kita sedikit kembali ke sejarah. Ir Soekarno, sosok penting yang berpengaruh saat kemerdekaan Indonesia, Muncullah pekikan Soekarno beberapa hari setelah kemerdekaan,“Beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”. Pekikan tersebut mengandung arti bahwa pemuda memiliki kekuatan besar dalam menentukan arah bangsa dan dianggap aset penting suatu negara.
Menurut pandangan penulis, pemerintah daerah harus mulai memikirkan bagaimana cara mengembangkan potensi pemuda. Apa lagi saat ini banyak pemuda yang pengangguran di desa. Akan lebih baik jika mereka diberdayakan atau dilatih, agar kelak menciptakan penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri, dan memiliki daya saing tinggi. Di era milenial saat ini semua serba digital, semua dapat di akses melalui handphone.
Untuk mengembangkan potensi pemuda ada beberapa hal menurut penulis perlu diterapkan, di antaranya melakukan penyadaran, pemberdayaan dan pembangunan melalui pelatihan-pelatihan. Saat ini hal yang paling strategis dilakukan yaitu melalui program BUMDES, di mana pemerintah desa dapat mengalokasikan dana desa untuk pemberdayaan pemuda. Misalnya pelatihan peternakan, pertanian, pendidikan serta keretivitas melalui berbagai kegiatan rutin.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah Anda salah satu pemuda di antara sepuluh pemuda yang dicari oleh Bung Karno?
Permasalahan yang ada saat ini begitu lengkap, mulai dari permasalahan ekonomi, sosial, politik, budaya, agama yang tak kunjung mereda. Bagaimana pemuda menyikapi hal itu?
====
Penulis Alumni Sosiologi Universitas Sumatera Utara, Aktif di Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS) dan Aliansi Mahasiswa Dairi (AMD).
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]