Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Satgas COVID-19 mengungkapkan ada potensi 19 juta orang yang akan hilir mudik di berbagai daerah di libur Natal dan Tahun Baru 2022. Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander Ginting menyatakan dari total tersebut, 4 juta orang di antaranya melakukan perjalanan dari Jabodetabek.
"Ini mungkin akan lebih 19 juta yang hilir mudik menikmati libur Nataru. Dari aglomerasi Jabodetabek sendiri ada 4 juta orang yang keluar masuk, ini harus dijaga jangan sampai ada lonjakan kasus lagi," ungkap Alexander dalam diskusi virtual FMB 9, Rabu (3/11/2021).
Alexander mengatakan pemerintah sudah melakukan beberapa strategi untuk menekan mobilitas masyarakat, misalnya memangkas cuti bersama hingga larangan cuti di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 bagi PNS.
Kemungkinan akan ada pengetatan pemberlakuan PPKM di tingkat kabupaten atau hingga ke desa agar tidak ada kerumunan selama libur Natal dan Tahun Baru 2022.
"Kami akan gerakkan PPKM di tingkat kabupaten dan kota hingga desa dan kelurahan agar tidak terjadi kerumunan. Ini akan disampaikan terus menerus dilakukan," ujar Alexander.
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan pemerintah sedang menyiapkan strategi dalam rangka mengantisipasi adanya lonjakan mobilitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru 2022. Menurutnya berbagai kemungkinan kebijakan bisa dilakukan.
Dari sisi transportasi, bisa saja ada pembatasan mobilitas masyarakat ataupun pengetatan syarat perjalanan di masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 sebagai antisipasi ledakan kasus COVID-19. Begitu juga dengan tempat wisata, bisa saja ada pengetatan syarat masuk ataupun pembatasan kapasitas.
"Kami susun langkah itu, apakah itu pembatasan mobilitas atau pengetatan syarat, paling penting adalah bagaimana aktivitas di hulu bisa dikendalikan. Bagaimana orang berpergian untuk liburan wisata dan kepentingan sektor ekonomi lain ini harus dikendalikan," ungkap Adita dalam kesempatan yang sama.
"Bisa saja pariwisata ada pengetatan syarat dan kapasitas dibatasi," tambahnya.
Dia menjelaskan dari pengalaman libur Natal dan Tahun Baru 2020, ada peningkatan mobilitas masyarakat sebanyak 6 juta orang yang keluar dari Jabodetabek ke daerah. Dari angka tersebut terjadi lonjakan kasus harian COVID-19 hingga 30%.(dtf)