Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi menjamin pelaksanaan berbagai strategi pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Berbasis Laut yang berkelanjutan di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Basilio yang mewakili Indonesia pada Ocean Panel Leader Meeting, High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy (HLP SOE) dalam rangkaian agenda COP-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Selasa (02/11) kemarin.
Sekedar informasi, HLP SOE merupakan forum yang diinisiasi oleh PM Norwegia pada tahun 2018 dengan 14 negara anggota. Di antaranya Norwegia, Palau, Australia, Kanada, Chili, Fiji, Ghana, Jamaika, Jepang, Kenya, Meksiko, Namibia, Portugal dan Indonesia.
Pada pertemuan ini, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Basilio Dias Araujo mengingatkan, saat ini ada dua tantangan besar yang dihadapi dunia yaitu pandemi COVID-19 dan dampak sosial-ekonominya. Sehingga, kata dia, perlu langkah strategis pemulihan yang konkrit untuk menanganinya.
"Pertama, kita harus percepat pemulihan ekonomi melalui ekonomi berbasis laut yang berkelanjutan, ini ada di Sustainable Ocean Plans hingga tahun 2025," kata Basilio dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/11/2021).
Dia mengatakan, sesuai perkiraan IMF, pertumbuhan ekonomi dunia menurun dari minus 3% menjadi minus 4,9% di tahun 2020. Hal itu membuat tantangan pemulihan ekonomi secara nyata tidak mudah.
"Kita harus kerja keras dan perkuat kerjasama sehingga (ekonomi) negara anggota Ocean Panel bisa bangkit lebih cepat," lanjutnya.
Basilio juga menyampaikan, strategi kedua yakni harus memperkuat kerjasama regional dan internasional. Ungkapan tersebut didukung melalui Indonesia sebagai tuan rumah agenda G20 di 2022 dan ASEAN di 2023. Melalui kedua agenda tersebut, pemerintah berniat melanggengkan strategi Ekonomi Kaut Berkelanjutan.
"Kedua, kita harus perkuat kerjasama regional dan internasional," tuturnya.
Kemudian Basilio juga mengatakan, Indonesia berkomitmen melakukan transisi ke ekonomi rendah karbon melalui pendanaan untuk membangun pembangkit energi bersih. Menurutnya, penataan transformasi tersebut harus dilakukan hati-hati, terukur dan bertahap.
"Kami kerjasama dengan pemerintah daerah dan sektor swasta, kolaborasi untuk terus mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara," kata dia.
Dia meyakini, gerakan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) akan berkontribusi signifikan bagi kesehatan laut dan ekonomi masyarakat pesisir dan nelayan yang bergantung pada sumber daya laut.
Pihaknya menilai pertemuan leaders tentang Ekonomi Laut Berkelanjutan ini menjadi momentum strategis dan peran penting untuk menguatkan kerja sama antar negara dan memperbaiki pemulihan ekonomi serta menjaga sustainabilitas laut sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs).
"Deklarasi Statement by the High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy di COP-26 tahun ini jelas memiliki nilai politis strategis. Pernyataan para Pemimpin dari 14 negara anggota SOE ini akan jadi kekuatan baru, harapan baru bagi pemulihan ekonomi dan ketahanan laut kita pasca COVID-19," pungkasnya.(dtf)