Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Kemenperakraf RI melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital & Produk Kreatif menggelar kreasi kelas racik kopi di Hotel GNB Muara, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Selasa ( 30/11/2021), diikuti 30 pemuda untuk dicetak menjadi barista.
Selain dituntut memperkenalkan kopi arabica Taput dan cara meracik yang lebih baik, peserta pelatihan diharapkan akan mengisi pasar-pasar kerja di industri pariwisata (kafe).
"Jadi, kami beri kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para anak muda khusus di bidang meracik kopi Taput yang sudah memperoleh sertifikat dari Kemenparekraf RI setelah melalui tahapan seleksi indikasi kopi yang ada di nusantara," kata Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf RI, Robinson Sinaga
Robinson Sinaga menguraikan, pelatihan akan mengajarkan bagaimana anak-anak muda mengerti dan semakin mahir meracik kopi Taput yang sangat enak dan memliki karakteristik tersendiri yang tidak ada duanya di dunia.
"Jadi, kita berharap juga, kopi Taput ini tidak keluar semua dari Taput, tapi ada yang tinggal disini atau anak-anak muda bisa meracik kopi dimanapun bisa bekerja," urainya.
Teknis pelatihan kata Robinson, peserta akan diajarkan cara sangrai gongseng atau sangrai kopi ( teknik mengeluarkan aroma dan cita rasa kopi), menyeduh hingga etika.
Penguatannya, menurut Robinson, mereka punya potensi kopi tapi mereka tidak tahu cara meracik yang lebih baik.
"Ada destinasi pariwisata di wilayah lingkar Danau Toba, semestinya kopi harus ada dijual dimana-mana. Tentu, didukung dengan cara meracik kopi yang benar," kata Robinson.
Sebelumnya, Sekda Taput Indra Simaremare yang membuka pelatihan mengatakan, kemajuan sebuah negara seperti Cina dan Korea Selatan dipengaruhi oleh besarnya kreasi pemuda. Indonesia juga harus masuk ke situ, salah satunya melalui geliat meracik kopi yang lebih profesional.
"Mestinya, kita sebagai hulu (penghasil kopi arabica terbaik) , akan lebih banyak menikmati hasil kopi, tetapi kemudian muncul seperti Starbucks, yang lebih di depan menikmati hasil kopi kita," kata Sekda.
Indra menjelaskan, Tapanuli Utara memiliki pertanaman kopi arabica seluas 16.266,5 ribu hektar dengan produksi 14 663,94 ton/tahun. "Ini potensi yang sangat luar biasa,"kata Sekda Indra Simaremare.
Ketua Dekranasda Taput, Satika Simamora tampil menjadi pembicara. Istri Bupati Taput Nikson Nababan itu mengatakan, kopi bisa dibuat agar kelas ekonomi dan racikan semakin bergengsi. "Kita mau ikut peracikan karena memang kita butuh kerja,"kata Satika kepada peserta.
Jalan satu-satunya, kata Satika, pemerintah harus memfasilitasi pelatihan kelas maracik kop, termasuk membantu memfasilitasi pemberian alat peracikan kopi.
"Tuntutan zaman, kita harus kreatif, karena kita pengangguran. Perempuan juga harus pintar bikin kopi, kalau ngak suaminya akan lari," kata Satika berguyon, sambil mendorong kaum perempuan memberikan atensi untuk meracik kopi untuk lebih baik.
Menurutnya, meracik kopi itu bukan sekadar rasa , tetapi meliputi kemasan dan etika menyeduh hingga menyuguhkan.
Bicara tentang kopi, Satika juga menyebutkan, kopi bisa dijadikan wine seperti yang dia inisiasi saat ini bersama usaha UMKM yang ia bina dan sudah banyak dinikmati berbagai pihak.
Kendati demikian, di tengah masih lemahnya SDM peracik kopi di daerahnya, paralatan untuk itu juga masih sangat dibutuhkan, yang bisa saja diberikan pihak Kemenperakraf RI.