Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. Sebagai langkah awal dalam pengembangan industri hilir aluminium, PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) melakukan revamping (pembenahan) terhadap pabrik yang telah dikonstruksi dan belum pernah dioperasikan sejak tahun 1994.
"Sebagai perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri aluminium,
harapan kita PT IAA dapat menjadi langkah awal pengembangan industri hilir aluminium yang nantinya dapat melakukan ekspansi dan menjadi strategi dalam pengembangan klaster industri aluminium nasional," ungkap Direktur Utama, PT Indonesia Aluminium Alloy, Ricky Gunawan melalui siaran pers yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat (3/12/2021).
Ia mengatakan, dalam melakukan revamping, PT IAA menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan BUMN melalui anak usahanya, yaitu PT Rekayasa Industri. PT IAA nantinya akan berkontribusi aktif dalam upaya pengembangan klaster industri aluminium nasional. Sebagai tanda akan dilakukannya revamping, PT IAA akan segera mengadakan kegiatan groundbreaking.
PT IAA akan memproduksi billet aluminium sekunder dengan kapasitas cetak sebanyak 50.000 ton per tahun. Secara bertahap, kedepannya akan memproduksi berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunannya.
Dikatakannya, dalam produksinya, PT IAA akan menggunakan bahan baku skrap yang merupakan proses daur ulang dari barang-barang aluminium bekas. Sedangkan, konsumsi energi yang dibutuhkan dalam mendaur ulang aluminium hanya sebesar 5% dari aluminium primer (proses elektrolis). Ini menjadikan aluminium sebagai
bahan yang ramah lingkungan untuk didaur ulang, karena dapat menghemat energi hingga 95%.
BACA JUGA: Mengenal Produk Aluminium Ingot, Billet & Alloy, Ini Kelebihannya
PT IAA menargetkan pengoperasian secara penuh fasilitas produksi billet aluminium sekunder pada
kuartal IV tahun 2022 dengan target pasar baik domestik maupun global. Untuk itu, serangkaian pekerjaan revamping dilakukan untuk merekondisi dan memodifikasi aset yang ada, agar bisa dioperasikan untuk memproduksi billet aluminium sekunder, setelah hampir 30 tahun belum pernah sama sekali dioperasikan.
"Harapan kedepannya, PT IAA dapat berkontribusi dan menjadi tombak harapan kesuksesan industri
aluminium nasional yang dapat bersaing baik di dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu dapat mengurangi ketergantungan atas impor produk billet aluminium sekunder," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sebagai entitas anak dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri aluminium yang berkantor pusat di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.