Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19, sektor industri semakin menggeliat yang ditandai dengan arus bahan baku penolong yang kembali 'deras' masuk ke Sumatra Utara (Sumut). Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, impor bahan baku penolong per November 2021 tercatat senilai US$ 3,891 miliar atau tumbuh 42,29% dibandingkan tahun 2020 senilai US$ 2,735 miliar.
"Impor bahan baku penolong ini berkontribusi 81,60% terhadap total impor Sumut yang mencapai US$ 4,769 miliar. Kenaikannya sudah terlihat sejak awal tahun 2021," kata Koordinator Fungsi Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar, Senin (10/1/2022).
Sementara itu, impor barang modal masih menyusut sebesar 14,44% menjadi US$ 412,173 juta dari tahun lalu senilai US$ 481,652 juta. Tapi begitupun, impor barang modal sudah mulai meningkat karena bulan-bulan sebelumnya penurunannya di atas 20%. Itu artinya, industri semakin bergerak dan mulai berproduksi.
Sementara untuk impor barang konsumsi per November 2021 mengalami kenaikan 24,14% menjadi US$ 465,201juta dari tahun lalu US$ 374,779 juta. Kontribusinya ke total impor Sumut sekitar 9,75%.
Untuk golongan barang yang diimpor pada November 2021, terbesar berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar US$ 129,49 juta, diikuti mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 46,26 juta.
Jika dibandingkan dengan periode Januari-November 2020, kenaikan impor periode Januari-November 2021 terjadi pada golongan bahan bakar mineral sebesar US$ 436,19 juta (159,52%), diikuti golongan karet dan barang dari karet sebesar US$ 119,23 juta (67,96%). Sedangkan penurunan nilai impor terjadi pada mesin/peralatan listrik sebesar US$ 30,51 juta (14,90%).
Dinar mengatakan, per November 2021, nilai impor untuk sepuluh golongan barang utama naik sebesar US$ 947,59 juta (42,61%) dibanding periode yang sama tahun 2020. Golongan barang lainnya juga naik sebesar US$ 229,92 juta (16,81%).
"Peran impor untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari hingga November 2021 mencapai 66,50%, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar 14,88 persen diikuti golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 9,76% dan ampas/sisa industri makanan sebesar 8,91%. Ini menunjukkan jika industri Sumut semakin menggeliat setelah terpuruk akibat pandemi," kata Dinar.