Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Komisi VII DPR RI akan menginvestigasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Hal itu diwacanakan pasca Komisi VII DPR RI mengusir Direktur Utama Krakatau Steel Silmy saat rapat dengar pendapat (RDP).
Mereka akan melakukan investigasi terhadap pabrik blast furnace yang sudah selesai dibangun tapi tidak beroperasi alias mangkrak.
"Kita sepakati bahwa kita akan lakukan investigasi khusus untuk Krakatau Steel," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi Senin (14/2/2022).
Pihaknya akan melakukan kroscek mengenai desas-desus bahwa Krakatau Steel bermain sebagai trader baja sehingga membuat Indonesia dibanjiri impor baja.
"Yang beredar di tengah masyarakat kan kita sering mendengar bahwa KS ini salah satu trader, kan lucu. Itu yang tadi saya sampaikan kenapa saya bilang jangan sampai maling teriak maling," paparnya.
"Mereka yang menginginkan penguatan industri dalam negeri tapi mereka juga yang menggenjot impor baja dari luar negeri. Ini nggak sesuai dengan semangat Presiden untuk penguatan industri dalam negeri. Bijih besinya banyak di Indonesia, bertebaran dimana-mana bahkan Indonesia salah satu negara penghasil bijih besi terbesar di dunia. Tapi lucu kita malah impor," sambung Bambang.
Dia mempertanyakan kenapa Krakatau Steel menghentikan pabrik blast furnace yang seharusnya bisa berperan untuk menekan impor baja.
"Harusnya dia yang punya semangat, bukan dia berusaha menghentikan industri-industri peleburannya. Malah ini akhirnya kan trader kan lucu, satu sisi dia bilang industrinya melemah tapi satu sisi untung. Untungnya dari mana kalau bukan dari trader? Ini jangan sampai jadi perusahaan calo ini," ujarnya.
"Jadi kita ingin dalami, kita ingin investigasi kenapa blast furnace yang ada saat ini harus dihentikan, kalau alasan rugi apakah ruginya sedemikian? apakah lebih merugi mana rugi dihentikan ataukah membuat baru? ini kan sesuatu yang unik," tambahnya.(dtf)