Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Doloksanggul. Pagi itu, dia terlihat merapikan ajir, bekas penyanggah naungan plastik, penutup bedengan pembibitan bawang merah di lahannya seluas 2,8 ha di kawasan program food estate (FE) Desa Ria - ria, Kecamatan Pollung, Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara. Tomlin Pandiangan (47), Ketua Kelompok Tani Sinar Jaya, dibantu anaknya karena sedang libur sekolah.
"Bibitnya sudah umur satu bulan. Mau dipindah tanam, mumpung cuaca agak mendung," kata Tomlin, saat ditemui medanbisnisdaily.com, Rabu (6/4/2022), di lahannya.
Tomlin mengatakan, kelompok tani mereka masing-masing mendapat sekitar 3 kg benih bawang merah dalam kemasan. Kata dia, dari 17 orang anggota kelompoknya, hanya 2 orang yang bersedia menerima pola kemitraan dengan off taker (pola penjamin komoditas hasil hutan kelompok tani hutan) yang terlibat untuk pembangunan FE Sisanya, mengkuti pola tanam sendiri.
"Modal pertanamannya kan, semua biaya swadaya sendiri, dari mulai pemupukan hingga biaya perawatan, tak ada yang gratis, makanya anggota saya banyak yang menolak bekerja sama," akunya.
Meski demikian, dia tetap berupaya agar lahan yang dibuka untuk FE itu tidak terlantar. Namun dia masih bingung. Sebab, baru kali ini menanam bibit bawang kemasan. Dari 1 kg bibit yang dibenihkan, banyak yang tidak tumbuh akibat hama dan kena serangan layu dalam pembibitan.
"Budidayanya susah, paling sekitar 30 persen yang tumbuh. Dalam perjanjiian kemitraan, 3 kg benih harus kembalikan modalnya tiga juta lima ratusan, kalau kayak gini pertumbuhannya, gimana bisa balik modal," terangnya.
Kelompok Tani Sinar Jaya adalah salah satu dari 7 kelompok tani yang mendapatkan pola kemitraan dari PT East West Seed Indonesia (EWINDO). Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para pelaku usaha atau off taker pertanian di Sumatra Utara untuk bersama-sama mewujudkan food estate.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan food estate merupakan program strategis nasional berkonsep pengembangan sentra produksi kawasan pangan berbasis korporasi.
Sejak program FE dimulai 2 tahun lalu, Tomlin dan anggotanya mendapat program pertanaman bawang putih dari Direktorat Jenderal Holtikultura, sebagai langkah awal program FE saat itu. Namun, persoalan lain muncul kala panen anjlok dan bikin lesu petani.
"Hasilnya, dari 2,9 hektar lahan yang dikelola cuma produksi sekitar 5 ton, itupun gak laku karena tak sesuai permintaan pasar," ujar tomlin.
Sejak program food esatate dimulai, memang membawa dampak bagi pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan FE. Petani dengan mudah mendapat akses ke lahan pertanian yang dulunya hanya jalan setapak, lahan yang dulunya semak belukar, diolah gratis dan menjadi lahan yang siap tanam. Bahkan dapat pengakuan hak atas tanahnya walau saat ini masih 87 bidang tanah dari ratusan hektar yang diusulkan masyarakat.
Tomlin dan anggota lainnya berharap, pemerintah jangan hanya menyodorkan program, tapi harus juga memikirkan keberlangsungan dari program tersebut.
"Kita ditawarkan nanam bibit bawang merah dari off taker, tapi tak dipandu dari perawatannya sampai panen, itu namanya gagal," ujar Tomlin mengahiri.
BACA JUGA: Kementan Setop Pengembangan Bawang Putih di Food Estate Humbahas Mengapa?
Program pengembangan bawang putih di kawasan food estate Kabupaten Humbahas dihentikan Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar, di kantornya, Jalan AH Nasution Medan, Jumat (01/04/2022),
Bahruddin mengatakan tidak bisa menjawab mengapa Kementan menghentikan pertanaman itu.
Bahruddin didampingi Sekretaris Dinas TPH, Lusyantini dan Kasi Program, Fachri, mengatakan produksi bawang putih Sumut tahun 2021 sangat sedikit, yakni hanya sebesar 805 ton. Defisitnya produksi bawang putih di Sumut dikarenakan karena faktor cuaca yang tidak mendukung untuk pengembangan bawang putih.