Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan jalan kewenangan provinsi di Sumut adalah terpanjang di Indonesia, bahkan di dunia. Panjangnya sekitar 3.005,56 km.
Gubernur Edy juga menginformasikan pembangunan infrastruktur jalan di Tanah Karo. Itu disampaikannya pada Peringatan Hari Kartini 2022 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Kamis (21/04/2022).
Menurut Gubernur Edy, dengan telah dibangunnya jalan di Desa Kutambelin, Kecamatan Liang Melas Datas sepanjang 37 km atas instruksi Presiden RI, Joko Widodo, membuat jeruk di sana menjadi lebih ekonomis alias 'naik kelas'.
"Mana Karo, ini bapak ini (wakil bupati Karo), rakyatnya mengantar jeruk 1 ton ke Istana. Hanya gara-gara minta jalan dia, 37 km karena minta ke Ibu Cory, Bupati, tak punya duit, lari ke gubernur, waduh tak hitung dulu, gitu jalan-jalan kabupaten, begitulah sulitnya jalan itu," sebut Edy.
Karena Pemkab Karo maupun Pemprov Sumut belum memiliki anggaran untuk penanganan jalan rusak itu, maka akhirnya dibangun pusat.
"Akirnya Pak Jokowi naik heli datang ke sana, masuk ke kebun jeruk, ditanya nande (ibu) ini jeruk berapa (harganya) satu, 3.000," kata Edy.
Kata Edy, harga jeruk Karo lebih mahal daripada jeruk impor dari China. "Cek ke Berastagi, buah, 12.500 harganya. Cek jeruk mandarin dari China Rp 7000. Jadi lebih jauh ke Tanah Karo daripada ke China," sebut Edy.
Ia mengatakan faktor kerusakan jalan yang memicu naiknya harga jeruk Karo, sebab membuat biaya transportasi lebih mahal.
"Dan setelah di cek, harga transportasi cost nya itu sampai 8.000. Jadi 8.000 tambah 3.000 jadi 11.000, 10.500 lah di dalam dagangannya itu," kata Edy.
Namun setelah jalan dibangun Jokowi, harga jeruk Karo lebih ekonomis karena biaya transportasi sudah berkurang. "Harga cost itu menjadi 1.000, berarti nanti jeruk Berastagi hanya harganya 4.000 plus 1.500, berarti 5.500 artinya lebih murah dari jeruk mandarin," kata Edy.
"Rakyat kita tidak lagi beli jeruk impor. Nah itulah persoalan infrastruktur ini," pungkas Edy, seraya berharap semua kepala daerah untuk serius memperhatikan kondisi infrastruktur daerahnya masing-masing.