Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern ikut menanggapi penembakan brutal di Sekolah Dasar (SD) Robb, Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) yang menewaskan 21 orang. Jacinda turut berbagi pengalamannya terkait penembakan massal di masjid tahun 2019 di Christchurch.
Seperti dilansir dari CNN, Kamis (26/5/2022) Jacinda berbagi pengalaman negaranya ketika melakukan reformasi kepemilikan senjata dalam diskusi dengan perwakilan Demokrat dan Republik pada hari Rabu (25/5) waktu setempat.
"Selandia Baru memiliki pengalaman mengerikannya sendiri, dan kami membuat perubahan sebagai hasilnya," kata Ardern.
"Kami adalah negara yang melegalkan penggunaan senjata dalam masyarakat kami, namun tetap saja, kami dapat dengan dukungan luas yang hampir bulat untuk membuat perubahan itu," lanjutnya.
Ardern mengatakan bukan haknya untuk memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan. Dia tidak ingin menggurui AS.
"Bukan bagi saya sebagai pemimpin suatu bangsa dengan sejarah dan pengalaman yang berbeda untuk memberi tahu negara lain apa yang harus atau tidak boleh mereka lakukan. Saya di sini bukan untuk melakukan apa pun selain berbagi pengalaman yang dimiliki Selandia Baru," ujarnya.
Saat tampil di acara 'The Late Show with Stephen Colbert' Ardern yang emosional mengatakan dia melihat peristiwa penembakan di Texas 'bukan sebagai politisi,' tetapi 'sebagai seorang ibu,'. Jacinda mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini.
Penembakan di Texas
Sebelumnya, melansir dari AFP, kejadian itu terjadi pada Selasa (24/5/2022). Sekolah itu berisi lebih dari 500 siswa, sebagian Hispanik, dan siswa yang kurang beruntung secara ekonomi dari kelas dua hingga kelas empat.
Pelaku penembakan adalah pria berusia remaja 18 tahun bernama Salvador Ramis. Dia adalah penduduk sekitar yang juga berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS).
Mengutip dari BBC, Kepala Polisi Distrik Uvalde, Pete Arredondo, mengatakan penembakan dimulai pada 11.32 waktu setempat.
Gubernur Texas, Greg Abbot, menyatakan pelaku menembak neneknya terlebih dahulu. Setelah itu, pelaku menuju ke Robb Elementary School pada siang hari.
Sesampainya di lokasi, dia meninggalkan kendaraannya begitu saja. Pelaku memegang pistol di tangannya dan kemungkinan juga ada senapan. Kemudian, ia melakukan aksi penembakan di sekolah tersebut.
Akibat penembakan tersebut, banyak korban yang berjatuhan. Sejumlah 21 orang dinyatakan tewas, 18 anak-anak, dan 3 orang dewasa.
Di samping korban yang tewas, seorang perempuan berusia 66 tahun dan seorang gadis berusia 10 tahun dirawat di sebuah rumah sakit di San Antonio, dan keduanya dalam kondisi kritis. Selain itu, Rumah Sakit Uvalde Memorial membuat unggahan di Facebook yang menyatakan bahwa 13 anak telah dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans atau bus.
Setelah peristiwa tersebut, Salvador Ramos sebagai pelaku penembakan di Texas tewas. Ia diduga ditembak mati oleh aparat setempat.(dtc)