Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja ditangkap polisi. Abdul Qadir Baraja diketahui pernah terlibat dalam aksi teror bom Candi Borobudur di era 80-an.
Rekam jejak Abdul Qadir Baraja ini diungkap oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT menyebut Baraja merupakan mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainnya yang juga ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000. Abdul Qadir Baraja pernah ditahan terkait dengan teror Warman.
"Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama tiga tahun," kata Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen R Ahmad Nurwakhid, kepada wartawan, Selasa (31/5/2022).
Namun, hukuman penjara ini tak juga membuat Abdul Qadir Baraja jera. Dia kembali ditahan lantaran terlibat dalam aksi teror bom Candi Borobudur dan di Jawa Timur. Aksi teror bom di Borobudur sendiri merupakan balas dendam atas peristiwa Tanjung Priok 1984. Atas perannya, Abul Qadir Baraja dibui selama 13 tahun.
"Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985. Dampak ideologis, gerakan ini memiliki visi dan ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror. Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin," ujarnya.
Nurwakhid menyatakan Khilafatul Muslimin sangat berbahaya secara ideologi. Menurut BNPT, Khilafatul Muslimin mirip dengan organisasi teroris lainnya.
"Aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainnya," ujarnya.
Dia mengatakan Khilafatul Muslimin mengaku tidak menentang Pancasila. Namun, katanya, Khilafatul Muslimin mengkafirkan sistem yang tak sesuai dengan pandangannya.
"Pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, namun ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya. Dua, secara historis, pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme," ucapnya.
Abdul Qadir Baraja Ditangkap di Lampung
Seperti diketahui, Abdul Qadir Baraja ditagkap di Lampung. Baraja kemudian dibawa ke Jakarta.
"Ini mau dibawa dari Lampung ke Jakarta," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada detikcom, Selasa (7/6/2022).
Penangkapan itu dilakukan tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin Hengki. Dia belum menjelaskan detail kasus yang membuat Baraja ditangkap.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan menyebut Baraja merupakan pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin. Dia menyebut Baraja akan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa.
"Pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin. Sekarang tim dari Polda Metro sedang berada di Lampung untuk membawa yang bersangkutan ke Jakarta untuk proses pemeriksaan lebih lanjut," ucapnya.
Ditindak dengan UU Ormas
Selain pengurus, polisi juga menindak Khilafatul Muslimin menggunakan Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).
"Penindakan saat ini tidak hanya terhadap perorangan ya saja, tetapi terhadap ormasnya, oleh karenanya kita kenakan UU Ormas dan penyampaian berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Polisi melakukan penyelidikan setelah anggota Khilafatul Muslimin berkonvoi dengan mengampanyekan khilafah. Polisi mengaku melakukan penyelidikan secara komprehensif dengan melibatkan para ahli.
Kegiatan yang dilakukan anggota Khilafatul Muslimin disebut bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara.(dtc)