Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Target ekonomi makro 2023 disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI. Target-target yang dibacakan di antaranya pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9% hingga nilai tukar dolar AS.
Wakil Ketua Badan Anggaran Muhidin M Said menyebutkan laju inflasi tahun depan ditargetkan 2-4%. Kemudian nilai tukar dolar AS Rp 14.300-14.800.
"Untuk SUN jangka waktu 10 tahun 7,34%-9,16%. Kemudian harga minyak mentah Indonesia US$ 90- US$ 110 per barel. Lifting minyak bumi dalam ribuan barel 660-680," kata dia dalam Rapat Paripurna DPR RI ke 26 Masa Persidangan V yang disiarkan virtual, Kamis (30/6/2022).
Muhidin menjelaskan untuk lifting gas bumi disepakati dengan pemerintah 1.050.000-1.150.000 barel per hari. "Ini disusun di tengah pemulihan ekonomi yang semakin menguat namun demikian ekonomi global masih dibayangi risiko ketidakpastian perekonomian global. Konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, yang berdampak ke harga komoditas energi dan pangan yang signifikan," jelas dia.
Menurut dia, respons kebijakan pemerintah di tengah pemulihan ekonomi juga menjadi momentum untuk melakukan reformasi struktural dalam rangka mendorong transformasi ekonomi untuk peningkatan produktivitas nasional.
Kemudian akseptansi pada indikator nilai petani dan nelayan indikator pembangunan 2023, antara lain, pengangguran terbuka ditargetkan 5,3-6%. Angka kemiskinan 7,5-8,5%, gini rasio 0,75-0,78. Kemudian nilai tukar petani 105-107 dan nilai tukar nelayan 107-108.
Kemudian untuk membantu mencapai sasaran pembangunan adalah dengan memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan dengan arah kebijakan menunjukkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing dan produktif di sektor ekonomi hijau. Lalu transformasi digital, ekonomi domestik dan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
Lalu mengembangkan wilayah dan mengurangi kesenjangan. Serta menjamin pemerataan dengan arah kebijakan yaitu mengurangi ketimpangan antarwilayah. Salah satunya percepat pemulihan dampak pandemi COVID-19 dengan mengadopsi cara cara baru dan pengembangan sumber pertumbuhan baru seiring pergerseran preferensi permintaan dan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
Selanjutnya SDM bisa lebih berkualitas dan berdaya saing dengan arah kebijakan untuk memperkuat tata kelola kependudukan. Lalu melakukan revolusi mental serta memperkuat infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar dan membangun lingkungan hidup, ketahanan pangan serta mengatasi perubahan iklim.(dtf)