Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang kembali untuk menguji level 6.600. Pasalnya, sentimen global masih tidak begitu mendukung penguatan kinerja pasar saham. Dan disisi lainnya ada beberapa ancaman tekanan seiring buramnya ekspektasi kinerja ekonomi global kedepan.
"Sementara rupiah masih berpeluang diperdagangkan di level psikologis 15.000/dolar AS. Karena sejauh ini rupiah masih bertahan dikisaran 14.975/dolar AS. Cukup berpeluang rupiah tertekan dan mencoba menembus level psikologis tersebut di pekan ini," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (10/7/2022).
Pekan ini, ada banyak sentimen pasar yang layak dicermati oleh pelaku pasar. Salah satu yang paling dinanti pelaku pasar adalah rilis data inflasi di AS yang diperkirakan secara tahunan masih akan mengalami kenaikan sebesar 8,8%, dari posisi bulan Mei yang berada di level 8,6%.
Data tersebut akan menjadi tolak ukur bagi pelaku pasar dalam menilai kemungkinan besaran suku bunga acuan yang akan dinaikkan oleh The Fed atau Bank Sentral AS dalam waktu dekat. Selain dari AS ada juga data dari Inggris yakni pertumbuhan ekonomi Inggris yang diperkirakan melemah baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Dan banyak lagi data dari sejumlah negara besar lainnya seperti Jepang maupun dari Cina.
"Sejauh ini, ancaman resesi masih terus menghantui pelaku pasar, dimana AS yang akan menjadi motor penggerak utama. Namun indikasi resesi yang kian kuat terus terlihat seiring dengan rencana Bank Sentral AS yang masih akan tetap agresif dalam menaikkan besaran bunga acuannya," kata Gunawan.
Selain sejumlah data eksternal tersebut, dari tanah air juga akan disajikan data neraca berjalan, dimana diperkirakan impor akan tumbuh lebih besar dari ekspor secara presentase. Neraca berjalan ini yang nantinya akan menentukan arah pergerakan rupiah.
"Dan dari sejumlah data penting tersebut lah, bagaimana nantinya pergerakan IHSG maupun rupiah," kata Gunawan.