Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Perekonomian di Sumatra Utara (Sumut) diprediksi akan terus tumbuh hingga akhir 2022. Bank Indonesia (BI) Sumut menyebutkan jika pertumbuhan ini imbas inflasi dari kenaikan harga komoditi. Dalam rasional ini, masih tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN (pemulihan ekonomi nasional) juga diperkirakan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sumut 2022 lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya. BI Sumut mencatat pertumbuhan akan terjadi berkisar 3,5 sampai 4,3 % dibanding tahun 2021 lalu. (BI Sumut, 2022)
Berdasarkan catatan dari BI Sumut, perkembangan Inflasi tahunan Sumatera Utara pada Mei 2022 telah meningkat sebesar 4,18% (yoy), lebih tinggi dari April yang sebesar 3,63% (yoy) dan berada diatas target inflasi nasional 3±1%. Komoditas minyak goreng menjadi faktor utama pembentukan inflasi pada Mei 2022, disebabkan oleh masih tingginya harga minyak goreng curah di pasar yang masih belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan belum normalnya pasokan yang tersedia.
Sementara pada sisi pertumbuhan lainnya, jika dilihat inflasi pada Juni 2022, Sumut masih mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan Juni diperkirakan komoditas aneka cabai dan bawang merah mengalami gangguan produksi, harga pupuk dan pakan ternak yang tinggi, serta tarif angkutan udara yang diprakirakan tinggi seiring mobilitas masyarakat dan perkembangan harga avtur dunia.
Disinilah peran dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut dapat menekan angka inflasi terutama Dari kelompok bahan pangan. Dalam kondisi ini, perlu ada kebijakan tepat untuk mengantisipasi inflasi terutama dari kelompok bahan makanan, melalui upaya keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, peningkatan produksi bahan makanan, dan kelancaran distribusi. Secara utuh perekonomian global diprakirakan tumbuh lebih rendah proyeksi sebelumnya, ditengah meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Sebagai antisipasi terdepan tentu yang sangat kita harapkan adalah adanya ekosistem pemulihan ekonomi yang baik sehingga ketidakstabilan ekonomi global tak sampai turut memperburuk kondisi ekonomi lokal.
Koordinasi Pemulihan
Dalam proyeksi ekonomi negara dunia, perekonomian global diprakirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, bahkan kondisi saat ini juga diperparah dengan semakin meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Namun demikian pemulihan ekonomi nasional dan Sumut diharapkan masih terus berlanjut, tanpa harus terpengaruh pada posisi ekonomi global yang belum stabil. Besarnya tekanan inflasi global terus meningkat seiring tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung serta meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan.
Berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS) tengah merespons peningkatan inflasi tersebut dengan pengetatan kebijakan moneter yang agresif sehingga dapat menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti AS, Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India, diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang disertai dengan peningkatan kekhawatiran resesi AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5% menjadi sebesar 2,9%.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dan mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.Namun demikian, Ibrahim mengatakan, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai.Perekonomian domestik pada triwulan II 2022 diprakirakan terus melanjutkan perbaikan, ditopang peningkatan konsumsi dan investasi nonbangunan serta kinerja ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal.
Hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers’Index (PMI) Manufaktur mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya, khususnya komoditas batu bara, bijih logam, dan besi baja didukung oleh permintaan ekspor yang tetap kuat dan harga komoditas global yang masih tinggi.
Ke depan, perbaikan perekonomian domestik didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, perlambatan ekonomi global dapat berpengaruh pada kinerja ekspor, sementara kenaikan inflasi dapat menahan konsumsi dari pihak swasta. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%. Begitu juga dengan berbagai indikator ekonomi terkini di Sumut terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh. Pulihnya ekonomi di Sumut tercermin pada semakin meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong konsumsi.
Terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. Hasil riset dari BI juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik dan ekspor di tengah kenaikan biaya bahan baku serta energi dampak krisis global yang terus berlanjut. Kinerja kredit perbankan juga terus meningkat disertai dengan tingkat risiko yang menurun. Perkembangan tersebut semakin mengindikasikan aktivitas ekonomi terus membaik.Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.
Tingginya harga komoditas utama, khususnya di periode semester II, serta didukung berlanjutnya Program PEN diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut 2022 lebih tinggi dibandingkan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Namun demikian, konflik geopolitik yang berlanjut dan berisiko memperpanjang krisis rantai pasok global serta potensi risiko dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang dapat berpengaruh terhadap permintaan menjadi hal yang perlu diwaspadai.
Keterlibatan Swasta
Kapasitas ekonomi akan selalu berjalan dibawah potensi ekonomi yang ada. Negara dengan kekuatannya dapat membangkitkan kembali roda perekonomian dengan berbagai kebijakan yang diterbitkan. Sebab itu negara tak boleh lengah dan terus mencari solusi mengatasi masalah. Indonesia dengan tingkat pertumbuhan lima persen saat ini diprediksi sangat jauh dilanda krisis sepanjang negara dapat fokus meresponnya. Bangkitnya kembali perekonomian dari depresi biasanya timbul dari inovasi yang muncul pengaruh kemajuan teknologi. Inovasi menciptakan barang baru dan juga langkah penataan investasi mandiri (autonomous investment). Investasi mandiri merupakan investasi yang benar benar muncul dari adanya inovasi dari kemajuan teknologi bukan karena dimulai oleh adanya permintaan.
Dorongan peningkatan kreatifitas juga menciptakan investasi yang disebut dengan investasi dampingan (induced investment) yang muncul karena permintaan. Ini bisa terjadi jika inovasi dan kreatifitas terus menerus dikaitkan dengan segmentasi kebutuhan pasar. Proses ini menciptakan dorongan kuat bagi bangkitnya perekonomian dari keterpurukan. Kedua investasi berfungsi saling mendukung (leverage effect) yang mendorong kebangkitan ekonomi. Proses multiplier effect dan daya akselerasi akan menciptakan tumbuhnya badan badan usaha baru dan lapangan kerja baru serta naiknya pendapatan masyarakat dan daya beli. Situasi ini terus berproses sehingga secara nasional ekonomi bangkit kembali.
Oleh sebab itu pemerintah harus mengajak dan mendorong swasta dan masyarakat berinovasi dan berkreasi. Ajakan ini memerlukan modal dan kesungguhan masyarakat membuka lapangan usaha. Sosialisasi pentingnya dunia usaha menggerakan perekonomian terus dijalankan melalui penyuluhan dan penyaluran kredit yang berbunga rendah. Sebab itu dunia pendidikan tinggi harus ikut dalam gerakan ini dapat memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana pentingnya posisi dunia usaha perekonomian.
Dalam usaha praktis pemerintah beserta swasta perlu mendorong adanya pekan promosi, pameran usaha Usaha Kreatif Masyarakat (UKM), pameran dagang, bazaar dan yang sejenisnya sangat dibutuhkan demi mengungkit perekonomian supaya dapat terus bergerak. Adanya pekan promosi, pameran UKM juga harus dilakukan pada banyak daerah daerah di Indonesia demi optimalisasi maksimal. Keterlibatan usaha kecil dan menengah diharapkan menjadi media agar perekonomian tetap mampu bergerak dan perekonomian tetap hidup.
====
Penulis Analis dan Eksekutif Peneliti Jaringan Studi Indonesia.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG) posisi lanskap, data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]